Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Terungkapnya Kasus Istri Ternyata Laki-laki di Cianjur

Kompas.com, 6 Mei 2024, 20:49 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - AK, seorang pria di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, tak tahu bahwa istri yang dinikahinya seorang laki-laki.

Identitas "istri" itu ternyata adalah ESH. Kepada AK, ESH mengaku bernama Adinda Kanza.

Bagaimana kasus pernikahan sesama pria ini terbongkar?

Kepala Unit Reskrim (Kanit Reskrim) Kepolisian Sektor (Polsek) Naringgul Bripka Ridwan Ependi mengatakan, terkuaknya kedok ESH bermula dari kecurigaan keluarga AK.

Selepas pernikahan yang dilakukan pada 12 April 2024, gerak-gerak ESH mencurigakan.

"Usai menikah, ESH semakin lebih tertutup dengan keluarga besar AK, sehingga membuat rasa penasaran keluarga AK untuk mencari informasi lebih dari ESH alias Adinda Kanza," ujarnya, Minggu (5/5/2024), dikutip dari Tribunnews.

Keluarga AK pun menelusuri asal-usul ESH. Mereka akhirnya menemukan keberadaan keluarga ESH.

"Setelah berkomunikasi dengan pihak keluarga ESH, bahkan didapati ayah dari ESH ada di rumahnya, dan menerangkan jika ESH merupakan seorang pria," ucapnya.

Baca juga: Penipuan Nikah Sesama Pria di Cianjur Berujung Damai, Apa Alasannya?

Sebelumnya, ESH mengaku tak mengetahui keberadaan ayahnya. Pada saat akad, wali nikahnya adalah tokoh agama.

Akad dan resepsi dilakukan di rumah AK.

"Namun, berdasarkan keterangan yang diterima, pernikahannya tersebut tidak tercacat negara, atau secara siri," ungkapnya.

Ridwan menuturkan, AK dan ESH berkenalan lewat media sosial pada 2023. Setelahnya, mereka sering melakukan pertemuan.

AK bahkan sempat mengajak ESH ke rumahnya. Sewaktu berjumpa dengan AK, ESH sering menggunakan cadar.

Setelah kasus ini terbongkar, keluarga AK melaporkan ESH ke polisi.

"Saat diamankan, ESH alias Adinda mengakui perbuatanya tersebut hanya untuk memanfaatkan AK," tuturnya.

Baca juga: Kasus Nikah Sesama Pria di Cianjur Berujung Damai

Pengakuan ayah AK


Sementara itu, D (50), ayah AK, mengungkapkan, putranya berkenalan dengan ESH lewat Instagram.

AK pernah satu kali mengajak ESH ke rumahnya.

Sewaktu ESH mengunjungi rumahnya, D sempat bertanya soal orangtua ESH. Kala itu, ESH mengaku kedua orangtuanya sudah meninggal.

D tak merasa curiga dengan jawaban itu lantaran busana yang dikenakan ESH.

Setelah satu tahun menjalin hubungan, AK menikahi Adinda Kanza.

Baca juga: Kasus Penipuan Nikah Sesama Pria di Cianjur, Pengantin Wanita Mengaku Bernama Adinda Kanza

Akan tetapi, keluarga mulai merasa curiga dengan tingkah laku ESH, sehingga keluarga AK menelusuri asal-usul ESH.

"Kedua orangtuanya masih ada, tapi sudah tua. Pada saat itu saya langsung melapor ke polisi untuk diamankan, karena khawatir menjadi amukan warga," bebernya, Minggu.

Baca juga: Warga Cianjur Kaget Wanita yang Dinikahinya Ternyata Seorang Pria

Cabut laporan dan berdamai

Meski sempat melaporkan ESH ke polisi, keluarga AK memutuskan mencabut laporan tersebut.

Jaelani, kepala desa di tempat tinggal AK, menerangkan, pihak keluarga AK mencabut laporan karena tak tega dengan kondisi ayah ESH. Pasalnya, ayah ESH sudah berusia lanjut dan sedang sakit.

Sebelum memutuskan itu, kedua pihak keluarga sempat bermusyawarah.

“Ketika musyawarah itu juga kondisinya sudah harus dibopong. Itulah yang menjadi salah satu pertimbangan pihak keluarga korban mencabut laporannya,” jelasnya, Senin (6/5/2024).

Usai proses perdamaian ini, ESH kembali ke rumah orangtuanya di Cianjur. Sedangkan, AK tengah mengungsi sementara waktu demi memulihkan kondisinya.

Baca juga: Suami di Cianjur Baru Tahu Istrinya Ternyata Laki-laki Usai 12 Hari Menikah

Sumber: Kompas.com (Penulis: Firman Taufiqurrahman | Editor: Glori K Wadrianto)

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kronologi Terungkapnya Kedok Istri Ternyata Laki-laki di Cianjur, Mertua Curiga, Motifnya Dibongkar

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Bandung
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Bandung
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau