Editor
Pelaku saat itu menggunakan senter untuk menerangi ruangan kemudian mendapati korban sedang duduk di ranjang.
Keduanya kemudian membuka masker dan melakukan kontak komunikasi dengan korban.
Baca juga: Tagana Tasikmalaya Siagakan Tenda di Daerah Terdampak Gempa Garut
"Teten mendekati Alex sambil berkata, "Tah aing datang (Nih, aku datang). Keduanya kemudian menyerang Alex dengan brutal," katanya.
Teten kemudian melukai kepala korban menggunakan golok sebanyak 10 kali. Sementara Hilman menebas perut korban menggunakan celurit sebanyak 5 kali.
"Teten membacok wajah korban secara bertubi-tubi dengan golok, sementara Hilman Hakim membacok perut korban dengan celurit berkali-kali," ungkapnya.
Setelah memastikan korban tewas, keduanya baru meninggalkan lokasi kejadian. Jenazah korban ditemukan keluarga pagi harinya sekira pukul 08.00 WIB.
Saat itu, anak korban hendak memberikan sarapan untuk Kakek Alex. Memang belakangan Alex mengalami penyakit stroke, sehingga tidak bisa bergerak leluasa.
Setelah melakukan pembunuhan Teten dan Hilman kabur ke luar kota untuk menghindari kejaran polisi.
Baca juga: 21 Kecamatan di Sukabumi Terdampak Gempa Garut
Ada yang kabur ke Bandung dan ada yang bersembunyi di Bekasi.
Polisi yang mengendus keberadaan pelaku langsung menciduk keduanya di lokasi berbeda. Polisi juga terpaksa menghadiahi Tetan timah panas di kakinya.
Saat digiring polisi kedua pelaku tampak santai dan bahkan tidak menundukkan kepala di hadapan awak media.
Teten yang menjadi otak pembunuhan tersebut terlihat duduk di kursi roda karena kaki kirinya mendapat tembakan timah panas saat mencoba kabur.
"Bandung dan Bekasi, tersangka mengaku telah melakukan pembunuhan itu," ujar Ari Rinaldo.
Atas perbuatannya, kedua pelaku dijerat pasal 340 dan 338 KUHP dengan ancaman hukuman mati atau penjara seumur hidup.
Para pelaku dijerat dengan pasal melakukan pembunuhan berencana.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kronologis Lengkap Kakek Alex Dibunuh Anggota Geng Motor di Garut, Pelaku ke Korban: Nih, Aku Datang
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang