Dia mengatakan, permintaan konsumen kembali meningkat sehingga bisa menghasilkan omzet pendapatan sekitar Rp 200 - 250 juta per bulan.
"Kami sekarang kewalahan menerima pesanan konsumen dibandingkan empat tahun lalu dilanda Covid-19 tidak menghasilkan omzet pendapatan," kata Dedi.
Sementara itu, Sekertaris Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Imam Suangsa mengatakan, pemerintah daerah mengapresiasi para pelaku usaha batik lokal tumbuh dan berkembang.
Baca juga: Ekspor Batik 17,5 Juta Dolar AS, UMKM Perlu Ekosistem Pasar Digital
Saat ini, ada puluhan unit usaha dengan tenaga kerja sekitar 700 orang, sehingga dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat juga bisa mengatasi kemiskinan dan pengangguran.
Pemerintah daerah juga membantu pelaku usaha batik lokal dengan mempromosikan produk ini dalam kegiatan pameran juga pelatihan pembatik.
"Kami belum lama ini melakukan kegiatan pelatihan para perajin batik dengan instruktur dari pembatik Yogyakarta agar produknya bisa bersaing pasar," kata Imam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.