Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diungkap, Efek Samping Penggunaan Oli Palsu pada Sepeda Motor

Kompas.com - 05/06/2024, 11:35 WIB
Rasyid Ridho,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

SERANG, KOMPAS.com - Praktik industri rumahan oli palsu dibongkar Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Banten di wilayah Kabupaten Tangerang pada 21 Mei 2024 lalu.

Industri rumahan oli palsu yang menggunakan merek terkenal ini dalam sehari bisa memproduksi 2.400 botol oli motor ukuran satu liter.

Tersangka HB sebagai pemodal dan HW selaku penanggung jawab lapangan mengedarkan oli palsu produksinya ke wilayah Jawa Barat, Banten, hingga Kalimantan sejak tiga bulan lalu.

Lalu apa dampak penggunaan oli ke mesin motor?

Kuasa hukum PT Astra Sarana Motor, Edward Sihombing menegaskan, penggunaan oli yang tidak standar untuk motor bisa berdampak pada kerusakan mesin.

Baca juga: Ada Pabrik Oli Palsu di Tangerang, Bagaimana Bedakan dengan yang Asli?

"Jadi jelas ada efek sampingnya, di mana kalau kami menciptakan product adalah product terkhusus dengan teknologi untuk motor Honda."

"Bagaimana oli kami sudah difomulasikan khusus," ujar Edward kepada wartawan di Polda Banten beberapa hari lalu.

Menurut Edward, penggunaan oli palsu yang diproduksi oleh dua orang tersangka tentu tidak sesuai dengan standar Honda.

"Ini (penggunaan oli palsu) memiliki efek samping yang bisa menyebabkan dalam jangka pendeknya motor itu akan mengalami cepat panas, jangka panjang itu membuat endapan mesin menjadi banyak. Sehingga harus turun mesin," kata dia.

Edward pun meminta masyarakat lebih hatu-hati dan jeli membeli oli dengan terlebih dahulu memeriksa kemasannya.

Lebih mudah, masyarakat mengecek tutup botol. Jika tutup longgar sudah dipastikan oli palsu, sedangkan yang tutupnya rapat saat diputar dipastikan oli asli.

Baca juga: Terbongkar, Pabrik Oli Palsu Beromzet Rp 5,2 Miliar di Tangerang

"Yang mudah dapat memeriksa kemasan botolnya," kata Edward.

Jika ingin lebih pasti, lanjut Edward, masyarakat dapat memindai kode di belakang botol.

"Kalau yang resmi itu akan membawa ke website AHM.to, itu website resmi kami AHM."

"Kalau tidak resmi, ke website AHM.top atau depannya AHMM atau blogspot-nya. Mereka ingin menyerupai website resmi kami," ujar dia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com