BANDUNG, KOMPAS.com -Sejak pagi, Aab Ramdani (21) sibuk dengan gawainya. Dalam hitungan menit, mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris di salah satu Universitas di Bandung itu sudah beberapa kali mengangkat gawainya.
Belakangan, seorang teman kerap dia hubungi lantaran dia tengah berupaya berhenti dari kecanduan judi online (judol).
Aab kerap menahan diri, untuk tidak lagi berkomunikasi dengan lingkaran pertemanan yang gandrung akan permainan haram itu.
Baca juga: Presiden Jokowi Tegaskan Tidak Ada Bansos untuk Pelaku Judi Online
Bahkan, ia mencoba tak berbicara banyak soal pengalamannya terjebak judol selama hampir 3 tahun.
Kepada kompas.com, Aab mengaku sudah meghapus beberapa aplikasi pendukung judol, termasuk aplikasi perbankan di gawainya.
"Kadang kemudahan dalam Handphone bikin saya tertarik lagi untuk main slot, sekarang saya lagi coba berhenti," ujarnya ditemui di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (19/6/2024).
Bermula karena penasaran, tapi berujung petaka, itulah yang dialami Aab. Dia mengaku perkenalannmya dengan judol sudah terjalin sejak semester awal.
Beberapa temannya di awal perkuliahan yang kini sudah berjarak dengannya merupakan sumber pertama ia mengenal judi online.
Gates Of Olympus dan Mahjong Ways menjadi permaian jenis slot perdana yang ia mainkan. Bak, dicintai dewi fortuna, kata dia, satu pekan pertama keberuntungan kerap menghampirinya.
Baca juga: Kapolda Kalbar Akan Pecat Anggota yang Terlibat Judi Online
Bagaimana dia tak tertarik, hanya deposit sebesar Rp 100.000 saja, dia pernah meraup kemenangan Rp 4 sampai 5 juta.
"Waktu awal-awal mah akun saya 'gacor' (istilah yang kerap digunakan ketika permainan sedang bagus) narik nominalnya gede terus," ujar dia.
Kemenangan yang diberikan 'mesin judi' itu tak selamanya mulus, dan pelukan 'Dewi Fortuna' pun tak selamanya mendekap Aab.