Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi Lapak PKL Puncak Bogor Usai Dibongkar, Pedagang Mengais Puing-puing Berserakan

Kompas.com - 25/06/2024, 15:48 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com- Sebanyak 331 lapak bangunan pedagang kaki lima (PKL) yang berdiri tanpa izin di sepanjang jalur Puncak Bogor, Jawa Barat, sudah dibongkar sejak Senin (24/6/2024).

Pembongkaran kemarin itu sempat mendapat perlawanan dari para pemilik lapak hingga terjadi bentrokan.

Pengamatan Kompas.com selepas pembongkaran di lokasi, Selasa (25/6/2024), kini bangunan liar yang berada di pinggir jalan itu tinggal menyisakan puing bangunan.

Kondisi 331 lapak bangunan pedagang kaki lima (PKL) yang berdiri tanpa izin di sepanjang jalur Puncak Bogor, Jawa Barat, sudah dibongkar sejak Senin (24/6/2024). Kini, hanya menyisakan puing sisa pembongkaran.KOMPAS.COM/AFDHALUL IKHSAN Kondisi 331 lapak bangunan pedagang kaki lima (PKL) yang berdiri tanpa izin di sepanjang jalur Puncak Bogor, Jawa Barat, sudah dibongkar sejak Senin (24/6/2024). Kini, hanya menyisakan puing sisa pembongkaran.

Baca juga: Penertiban PKL di Puncak Bogor Berakhir Ricuh, Pedagang Ogah Pindah ke Rest Area

Ratusan lapak bangunan pedagang yang dibongkar itu tersebar di tiga desa, yakni Desa Batu layang, Tugu Selatan, Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.

Saat ini, puing sisa pembongkaran masih banyak berserakan dan sebagian belum dirapikan. Bangunan PKL semipermanen yang terbuat dari tripleks, seng, batako dan asbes telah hancur rata dengan tanah.

Tak jauh dari puing-puing itu, para PKL saling gotong royong untuk memungut sisa barang-barang yang selamat. Mereka sibuk mengumpulkan sisa plang yang hancur untuk ditimbang lalu dijual ke pengepul rongsokan.

Kondisi 331 lapak bangunan pedagang kaki lima (PKL) yang berdiri tanpa izin di sepanjang jalur Puncak Bogor, Jawa Barat, sudah dibongkar sejak Senin (24/6/2024). Kini, hanya menyisakan puing sisa pembongkaran.KOMPAS.COM/AFDHALUL IKHSAN Kondisi 331 lapak bangunan pedagang kaki lima (PKL) yang berdiri tanpa izin di sepanjang jalur Puncak Bogor, Jawa Barat, sudah dibongkar sejak Senin (24/6/2024). Kini, hanya menyisakan puing sisa pembongkaran.

Salah satu pedagang yang berada di lokasi, Hilman (42), mengatakan, Pemerintah Kabupaten Bogor tidak manusiawi melakukan pembongkaran lapak atau warung miliknya.

"Dibongkarnya kemarin, mereka (pemerintah) itu zalim," ujar warga asli Cisarua itu sambil mengumpulkan plang seng yang sudah tak berbentuk.

Ia bersama temannya hanya pasrah dan tak tahu lagi harus kemana untuk mencari tempat berdagang.

Baca juga: Alternatif Wisata Selain Puncak Bogor, Tanpa Perlu Terjebak Macet

Menurutnya, pembongkaran lapak bangunan ini sangat merugikan para pedagang.

Apalagi, mereka hanya rakyat kecil dan tujuan berdagang pun hanya untuk menyambung hidup saja.

"Jadi sekarang kita gak tahu ini harus pindah kemana, disuruh ke Rest Area Gunung Mas pun itu enggak menguntungkan di sana karena jualan gak laku, sepi (wisatawan) di sana," ucap pria yang berjualan selama 40 tahun di lapak bangunan liar di pinggir jalan Raya Puncak.

Kondisi 331 lapak bangunan pedagang kaki lima (PKL) yang berdiri tanpa izin di sepanjang jalur Puncak Bogor, Jawa Barat, sudah dibongkar sejak Senin (24/6/2024). Kini, hanya menyisakan puing sisa pembongkaran.KOMPAS.COM/AFDHALUL IKHSAN Kondisi 331 lapak bangunan pedagang kaki lima (PKL) yang berdiri tanpa izin di sepanjang jalur Puncak Bogor, Jawa Barat, sudah dibongkar sejak Senin (24/6/2024). Kini, hanya menyisakan puing sisa pembongkaran.

 

Kondisi 331 lapak bangunan pedagang kaki lima (PKL) yang berdiri tanpa izin di sepanjang jalur Puncak Bogor, Jawa Barat, sudah dibongkar sejak Senin (24/6/2024). Kini, hanya menyisakan puing sisa pembongkaran.KOMPAS.COM/AFDHALUL IKHSAN Kondisi 331 lapak bangunan pedagang kaki lima (PKL) yang berdiri tanpa izin di sepanjang jalur Puncak Bogor, Jawa Barat, sudah dibongkar sejak Senin (24/6/2024). Kini, hanya menyisakan puing sisa pembongkaran.
Asep (38), pedagang lainnya juga mengaku kecewa atas pembongkaran lapaknya yang dilakukan oleh Satpol-PP kemarin.

"Memang udah ada pemberitahuan tapi itu hanya seminggu saja, jadi kita gak sempat beres-beres," ujarnya.

Ayah dua anak ini sudah 28 tahun berjualan di pinggir jalan Raya Puncak tepatnya di blok Masjid Atta'wun.

Baca juga: Berdiri Tanpa Izin, Warpat di Puncak Bogor Bakal Dibongkar

 

Bangunan semipermanen yang berdiri di sisi kiri jalan itu adalah tempatnya mencari rezeki bersama sang istri.

"Biasanya jalan nasi goreng, Indomie dan kopi. Ya sekarang cuman ngumpulin seng aja untuk dijual ke rongsokan karena sudah dibongkar begini kan (hancur). Ini puing sisa pembongkaran kita kiloin ya dapatnya tadi 20 ribu. Mana cukup," ujarnya pasrah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengakuan Sopir Bus yang Lindas 2 Anggota Drum Band di Sukabumi, Tak Berniat Kabur tapi...

Pengakuan Sopir Bus yang Lindas 2 Anggota Drum Band di Sukabumi, Tak Berniat Kabur tapi...

Bandung
Gempa M 5,1 Guncang Pangandaran, Pusatnya di Laut

Gempa M 5,1 Guncang Pangandaran, Pusatnya di Laut

Bandung
Puncak Bogor Kembali Normal Malam Ini, Lalu Lintas Lancar 2 Arah

Puncak Bogor Kembali Normal Malam Ini, Lalu Lintas Lancar 2 Arah

Bandung
Mutilasi Orang di Pinggir Jalan Garut, Pelaku Diduga ODGJ

Mutilasi Orang di Pinggir Jalan Garut, Pelaku Diduga ODGJ

Bandung
Polisi Ungkap Penyebab Macet Parah di Puncak Bogor.

Polisi Ungkap Penyebab Macet Parah di Puncak Bogor.

Bandung
Nasib 28 WNA yang Terdampar di Sukabumi, Tertangkap Patroli Australia dan Kapal Ditenggelamkan

Nasib 28 WNA yang Terdampar di Sukabumi, Tertangkap Patroli Australia dan Kapal Ditenggelamkan

Bandung
8 Pelajar Ditangkap Saat Hendak Tawuran di Ciomas Bogor, 2 Sajam Disita

8 Pelajar Ditangkap Saat Hendak Tawuran di Ciomas Bogor, 2 Sajam Disita

Bandung
Ditangkap, Agen Judi Online di Subang Mengaku Dapat Rp 9 Juta Sebulan

Ditangkap, Agen Judi Online di Subang Mengaku Dapat Rp 9 Juta Sebulan

Bandung
One Way Puncak Arah Jakarta Macet Parah, Antrean Mengular Panjang

One Way Puncak Arah Jakarta Macet Parah, Antrean Mengular Panjang

Bandung
Pelaku Curanmor di Bogor Ditangkap Saat Rencanakan Aksinya di Bawah Pohon Pisang

Pelaku Curanmor di Bogor Ditangkap Saat Rencanakan Aksinya di Bawah Pohon Pisang

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 30 Juni 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 30 Juni 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Bandung
Rawat 2 Pasien Depresi karena Judi Online, RSUD Karawang: Kalau Histeris, Dirujuk ke RSJ

Rawat 2 Pasien Depresi karena Judi Online, RSUD Karawang: Kalau Histeris, Dirujuk ke RSJ

Bandung
Jika Menang Pilkada Jabar, Nasdem Proyeksikan Ilham Habibie ke Pilpres 2029

Jika Menang Pilkada Jabar, Nasdem Proyeksikan Ilham Habibie ke Pilpres 2029

Bandung
Dukung Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar, Kosgoro dan SOKSI: Kehendak 68 Persen Warga

Dukung Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar, Kosgoro dan SOKSI: Kehendak 68 Persen Warga

Bandung
Dedi Mulyadi Sebut Masyarakat Sunda Harus Percaya Diri

Dedi Mulyadi Sebut Masyarakat Sunda Harus Percaya Diri

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com