Titin menyebutkan, bantuan dari para guru ini menyasar siswa yang belum masuk ke dalam kategori Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Jadi, siswa yang tidak masuk DTKS ini, tidak mendapatkan bantuan dari Kementerian Pendidikan.
"Kementerian memang sudah berupaya membantu siswa tak mampu melalui DTKS. Tapi, di sini, masih ada anak yang tidak terdata DTKS, jadi ada yang belum tersentuh juga," kata Titin.
Baca juga: Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran Gigi Unpad, UGM dan Unair Jalur Mandiri 2024
Titin mengatakan, selain untuk ongkos berangkat ke sekolah, bantuan dari guru ini diperuntukkan bagi siswa tak mampu untuk membeli seragam sekolah, hingga membiayai pelajar berprestasi namun tidak mampu untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi/kuliah.
"Seperti lulusan tahun kemarin, ada dua pelajar yang kami bantu untuk biaya kuliah. Yang satu kuliah di IPB (Institut Pertanian Bogor), dia kami bantu karena berprestasi, rajin, malah sekarang itu, dia kuliah di Bogor sambil bekerja, anaknya memang terlihat semangat jadi kami bantu. Satu lagi, yang kami bantu siswa kurang mampu kuliah di UPI," ujar Titin.
Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SMAN 2 Cimalaka, Hendrik Setiadi mengatakan, bantuan untuk siswa tidak mampu, dari hasil patungan guru ini sudah berlangsung sudah sejak tahun 2000-an.
Awalnya, bantuan tersebut diperuntukkan bagi siswa yang betul-betul tidak mampu.
Baca juga: Setelah Absen 23 Tahun, Sumedang Kirim Wakil ke Paskibraka Nasional
Dalam hal ini, guru membiayai siswa yang lokasinya sangat jauh untuk indekos di sekitar sekolah.
"Jadi setiap bulannya, kami menyisihkan dari gaji maupun tiap pencairan sertifikasi, untuk membantu siswa tidak mampu ini. Bantuannya sukarela, seiklahsnya. Tidak ada rapat khusus untuk mengumpulkan dana bantuan itu, hanya sosialisasi face to face antar-guru saja," ujar Hendrik dan Aceng Zakaria, Wakasek Sarana SMAN 2 Cimalaka.
Guru senior SMAN 2 Cimalaka Dedi Heryadi mengatakan, rata-rata siswa yang dibantu dari hasil patungan para guru ini, mencapai belasan setiap tahunnya, sejak tahun 2000 tersebut.
"Bantuannya kami salurkan tiap bulan melalui wali kelas, jadi betul-betul tepat sasaran," kata Dedi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.