Editor
Penjabat (Pj) Bupati Cirebon, Wahyu Mijaya menyampaikan, pihaknya berkoordinasi dengan Dinsos yang mengelola aplikasi tersebut.
"Sedang kami lakukan evaluasi saat ini, yaitu peningkatan versinya dengan melengkapi 24 fitur lainnya. Dimungkinkan namanya berubah, namun intinya kami tingkatkan layanannya," tutur Wahyu, Senin (15/7/2024).
Menurutnya, pengubahan nama aplikasi tersebut dilakukan usai mendapat masukan dari berbagai pihak, meski warga Kabupaten Cirebon tidak ada yang mempermasalahkan.
Dia justru mengaku kecewa kepada pihak-pihak yang mengartikan negatif nama aplikasi tersebut.
“Yang harus sama-sama dipahami, penulisan katanya mungkin sama, tetapi pelafalannya berbeda. Frasa itu artinya lengkap atau semua ada, diambil dari bahasa Cirebon yakni pepek atau pepeg," ungkap Wahyu.
Baca juga: Menurunkan Stunting di Melawi Kalbar, Menghilangkan Kebiasaan Asal Anak Kenyang
"Penggunaannya juga hanya di Kabupaten Cirebon, bukan diperuntukkan secara nasional,” sambungnya.
“Beda bahasa, beda lafal, bisa berbeda pengertian. Apalagi ini pelafalannya berbeda. Maksud saya, mari kita sama-sama menghargai akar dan budaya bahasa Cirebon," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang