Editor
Hasil keterangan yang dikumpulkan pihaknya, awalnya almarhum ikut rombongan berwisata ke kawasan Agro Wisata Gunung Mas.
Sekitar pukul 19.00 ketika almarhum selesai rekreasi di Agro Wisata, dia naik bis lalu merasakan pusing.
"Habis itu sesak napas, setelah itu keluar busa. Ketika dievakuasi ke masjid, meninggal dunia di masjid," kata AKP Rizky Guntama kepada wartawan.
Dia mengatakan, jenazah almarhum kini sudah diboyong oleh pihak Satlantas Polres Bogor sampai ke tol untuk dipulangkan ke keluarganya.
Sakit yang diderita almarhum diduga menjadi penyebab almarhum meninggal saat melakukan wisata di Puncak Bogor.
"Kemungkinan ada komorbit ya atau ada sakit bawaan," ungkap Rizky.
Kemacetan parah di Jalan Puncak Bogor ini sudah mulai terjadi pada Minggu siang.
Macet dari dan ke arah puncak sudah terjadi pada Minggu (15/9/2024) siang hingga Senin (16/9/2024) dini hari.
Emosi warga tak tertahankan setelah terjebak macet berjam-jam lamanya. Bahkan ada pengendara mobil keluar dari kendaraannya mencari polisi.
Seperti diketahui one way diberlakukan sejak sekitar pukul 12.00 WIB siang dan tak kunjung dinormalkan hingga pukul 21.00 WIB.
"Dari jam 13.00 WIB sampai sekarang. Bukan maen ini saya nunggu dari siang," kata Dirman (48) salah satu pengendara yang terjebak one way.
Dirman mengatakan dirinya hendak ke Puncak Bogor dari Jakarta.
Sebelumnya dia sempat bertanya kepada beberapa polisi terkait kapan penormalan arus. Namun Dirman mengaku tidak mendapat jawaban yang jelas.
"Mereka juga gak ada yang jujur, ada yang bilang jam 16.00, ada yang bilang jam 18.00, ada yang bilang jam 21.00, bahkan ada yang bilang jam 23.00," katanya.
Dia juga mengaku baru pertama kali terjebak kemacetan selama ini yang mencapai 10 jam.
"Ini baru pengalaman pertama, biasanya kan 2 jam juga buka tutup, ini sampai berapa jam gitu lho," ungkapnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Sampai Tidur di Aspal, Kisah Wisatawan Terjebak 10 Jam di Puncak Bogor, Berikut Fakta-faktanya
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang