"Saksi mendatangi gymnasium tersebut melihat ada sesosok jenazah sudah tergeletak di gymnasium dan telah dilihat ternyata jenazah wanita," kata Budi.
Temuan itu kemudian dilaporkan kepada pihak Polsek Sukasari dan Polrestabes Bandung. Tim Inafis lantas menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) dan penyidik meminta keterangan terhadap para saksi dan mengamankan sejumlah kamera pengawas.
Dokter spesialis forensik Rumah Sakit Bayangkara Sartika Asih Nurul Aida Fathya menambahkan bahwa jenazah AM dibawa ke RS sartika asih sekitar pukul 19.30 WIB, dan menunggu surat permintaan visum.
"Kebetulan keluarganya menolak untuk dilakukan otopsi, sehingga permintaan untuk visumnya adalah permintaan pemeriksaan luar jenazah," ucapnya.
Hasil pemeriksaaan luar jenazah yang dilakukan pukul 22.00 WIB, pihaknya menemukan ada beberapa luka yakni memar didaerah wajah, luka lecet di wajah sisi kanan, luka robek atau luka terbuka ditungkai bawah kanan, serta patah tulang tertutup ditungkai atas kanan dan tungkai bawah kanan.
"Jadi distribusi lukanya ada di sisi sebelah kanan. Jadi mungkin sesuai dengan tadi yang ditunjukkan oleh Pak kapolres, kondisi korbannya terjatuhnya memang ke sisi kanan dari sisi CCTV tadi," kata Nurul.
Dikatakan, lantaran pemeriksaan yang dilakukan hanya dibagian luar jenazah, maka pihaknya tak dapat menentukan sebab kematiannya.
"Karena ini hanya pemeriksaan luar jenazah, tentu sebab pasti mati tidak dapat ditentukan. Karena kami tidak bisa melihat kondisi di dalam tubuh jenazah," ucapnya.
Berdasarkan luka luar jenazah AM, Nurul menemukan luka tersebut karena luka jatuh dari ketinggian.
"Berdasarkan luka yang kami temukan tentu distribusinya sisi sebelah kanan berarti itulah yang mengenai pertama artinya yang mengenai lantai pertama kali kemudian untuk distribusi luka dimana lukanya yang dominan adalah yang ditungkai," ucapnya.
Baca juga: Sebelum Tewas Terjatuh, Mahasiswi UPI Terlihat Sendiri di Gimnasium
"Kemungkinan itu pola luka jatuh dari ketinggian tentu sesuai akan tetapi apakah itu bisa mematikan? Tentu bagian lain yang lebih vital yaitu daerah kepala dibandingkan dengan tungkai bawah atau tungkai atas. Tapi itu tidak bisa kita tentukan karena tidak dilakukan otopsi," tambahnya.
Nurul juga menjelaskan perihal soal darah yang banyak dari hidung dan telinga. Ia menduga kemungkinan adanya patah tulang didaerah tengkorak.
"Akan tetapi tidak ditemukannya luka terbuka tentu itu baru prediksi. Karena tidak bisa teraba dan tidak bisa juga terlihat. Dan itu hanya bisa dipastikan dengan dilakukan otopsi. Yang di sini tidak kami lakukan karena keluarga menolak untuk dilakukan otopsi. Mungkin itu dari saya. Terima kasih," terangnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang