Pada saat akhir pekan, ia terkadang merasakan macet yang lebih lama dibanding hari biasanya.
Ini terjadi karena banyaknya kendaraan wisatawan luar kota yang menyesaki pusat belanja dan kuliner di Bandung.
Kemacetan semakin diperparah ketika hujan mengguyur Kota Bandung, yang membuat sejumlah jalanan utama seperti Jalan A. H. Nasution dan Ahmad Yani tergenang banjir semata kaki atau "cileucang".
"Sudah mah pagi, siang, sore macet terus. Kalau hujan, banjir makin bikin macet. Enggak tahu kenapa sekarang macetnya makin sering, itu yang bikin saya kadang suka emosi di jalan," katanya sambil tertawa kecil.
Warga lainnya, Niko Prayoga (22), perantau asal Kabupaten Kuningan yang bekerja di Kota Bandung, merasakan perbedaan yang sangat signifikan dibandingkan dengan kota asalnya.
"Kalau di Kuningan, macetnya setahun paling 2-3 kali, itu pas Idul Fitri, Idul Adha, sama Tahun Baru. Di Bandung, saya setiap hari macet," katanya saat ditemui di kawasan Cihapit.
Niko yang berdomisili di Kecamatan Cibiru harus berangkat dua jam lebih awal untuk menuju ke tengah kota.
Sejak awal berangkat, ia sudah merasakan kemacetan karena Cibiru merupakan jalur perbatasan antar kota dan kabupaten.
"Dari awal aja udah macet, banyak warga kabupaten yang mengarah ke kota. Sebaliknya, banyak warga dan mahasiswa juga yang lewat Cibiru untuk kuliah di Jatinangor," ucapnya.
Baca juga: Bandung Jadi Kota Termacet Ke-12 Dunia, Pergeseran Jam Masuk PNS Dikaji
Meskipun bukan warga asli Bandung, ia berharap Pemerintah Kota Bandung bisa membenahi transportasi umum yang memadai dan cepat.
Salah satu yang dikeluhkan adalah banyak transportasi umum yang lambat sampai di halte atau terminal.
"Ritme Bandung cepat, tetapi transportasi umumnya terlalu lambat, jadinya enggak tepat waktu ke tujuan. Nah, harusnya pemerintah berbenah jadi banyak yang pakai, apalagi banyak PKL pinggir jalan sama angkot ngetem," tutur Niko.
Sementara itu, Nappisah (24), warga Kabupaten Bandung yang bekerja di Kota Bandung, menyebut bahwa banyaknya pembangunan menjadi salah satu penyebab kemacetan.
Ditambah sempitnya jalan-jalan utama membuat macet semakin parah.
"Yang diresahkan macet karena kendaraan bertambah, tetapi jalan segitu-gitu aja," katanya.
Dia berharap Pemda bisa merespons cepat keluhan warga perihal kemacetan yang terjadi di kawasan Bandung Raya.
Ia mendorong agar segera direalisasikan perbaikan transportasi umum dan pelebaran jalan sehingga bisa memuat kendaraan yang melintasi jalanan utama.
"Semoga ke depannya Bandung enggak macet lagi, apalagi ada pemimpin baru yang bakal dilantik. Tinggal tunggu gebrakannya saja soal kemacetan ini," katanya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang