Maryono mengatakan, riset NPK nitrat di Pupuk Kujang dimulai sejak awal tahun 2024, mulai dari tahap ideasi, tahap formulasi, hingga uji efikasi tanaman yang saat ini masih berlangsung.
Pengujian dilakukan di lahan percobaan Pupuk Kujang.
Dalam uji coba tersebut, NPK nitrat diaplikasikan ke berbagai tanaman seperti cabai, tomat, dan kentang.
"Riset ini sebagai persiapan menatap pembuatan pabrik NPK nitrat sehingga saat pabrik mulai beroperasi, kami bisa menghasilkan produk yang berkualitas baik,” ujar Maryono.
Pembuatan pupuk NPK nitrat juga bernilai strategis sebab pupuk jenis tersebut belum banyak diproduksi di Indonesia.
Selama ini, untuk memenuhi kebutuhan NPK nitrat nasional yang mencapai sekitar 500 ribu ton, masih melalui impor dari negara-negara Eropa dan Cina.
Karena itu, Pupuk Kujang selaku anak perusahaan Pupuk Indonesia (Persero) akan menjalankan penugasan untuk membuat satu pabrik NPK nitrat di Cikampek.
Pabrik berkapasitas produksi sekitar 100 ribu ton per tahun itu rencananya mulai dibangun pada akhir tahun 2025.
Selain meninjau kebun riset Kujang Kampioen, Aminuddin juga meninjau stok pupuk di fasilitas pengantongan Pupuk Kujang.
Berdasarkan pendataan hingga Kamis (6/2/2025) petang, stok pupuk subsidi mencapai 133.671 ton.
Rinciannya, Urea sebanyak 99.191,4 ton, NPK sebanyak 29.056,9 ton, dan organik sebanyak 5.422,6 ton.
Adapun pupuk non-subsidi mencapai 10.218,9 ton, terdiri dari NPK sebanyak 2.661,6 ton dan Urea sebanyak 7.557,3 ton.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang