Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Dedi Mulyadi Bongkar Bangunan Sungai Bekasi yang Tetap Riang Gembira

Kompas.com, 14 Maret 2025, 11:19 WIB
Farid Assifa

Editor

KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, memimpin pembongkaran bangunan liar di sepanjang daerah aliran Sungai Bekasi, tepatnya di Tambun Utara, Desa Srijaya, pada Jumat (14/3/2025). Langkah ini dilakukan untuk memastikan aliran air tetap lancar dan mencegah terjadinya banjir.

Dalam video yang diunggah ke akun TikTok Kang Dedi Mulyadi dan dikonfirmasi Kompas.com, Dedi tampak didampingi oleh Kapolres Bekasi dan Bupati Bekasi saat memantau proses pembongkaran. Ia juga berdialog dengan warga setempat untuk menjelaskan alasan tindakan tersebut.

"Saya sampaikan, ini bangunan tak berizin yang dibangun di bantaran sungai. Saya bongkar agar aliran air bisa mengalir dengan baik dan tidak banjir," ujar Dedi kepada warga.

Meski demikian, Dedi memahami kondisi ekonomi warga yang terdampak pembongkaran ini. Ia pun berjanji untuk membantu mereka membangun kembali tempat usaha yang lebih sesuai dengan aturan.

Baca juga: Dedi Mulyadi Ingin Semua Bangunan Ilegal di Puncak Dibongkar, Bukan Hanya Disegel

"Tapi saya tahu bapak ini orang susah. Bikin lagi warung dan bangunan pakai duit. Saya tanggung biaya bangunan. Saya bangunkan warung dari dana Pemprov Jabar," kata Dedi kepada seorang pemilik warung di Kampung Utara.

Ia juga mengajak warga untuk mendukung langkah ini demi kebaikan bersama.

"Setuju kan? Pengen kan warga di sini tak banjir, tak tumpuk sampah?" tanyanya, yang disambut anggukan dari warga.

Dalam kesempatan itu, Dedi juga memanggil kepala desa yang sebelumnya disebut sempat marah dan menolak pembongkaran.

"Mana yang marah kepada saya? Pak Kades, setuju kan pembongkaran? Bangunan diganti," kata Dedi.

Mendengar itu, kepala desa pun mengubah sikapnya dan menyatakan dukungan.

"Alhamdulillah, saya dukung program Pak Gubernur," ujarnya.

Namun, Dedi segera menimpali, "Ini bukan program saya, ini program Bapak. Kan yang kebanjiran Bapak, bukan saya," katanya sambil tersenyum.

Ia kemudian menegaskan bahwa pembongkaran ini merupakan upaya bersama untuk menghindari banjir yang kerap terjadi di wilayah tersebut.

"Ini Pak Bupati dan Gubernur dikawal Kapolres Bekasi, berbuat kebaikan agar warga tidak kebanjiran," lanjutnya.

Dedi lalu bertanya kembali kepada kepala desa, "Sudah tidak marah lagi kepada saya?"

"Saya tidak marah, Pak," jawab kepala desa tersebut.

Baca juga: Tangani Banjir Dimulai dari Bogor, Dedi Mulyadi: Dulu Pusat Kerajaan Sunda

Di hadapan Bupati Bekasi, Kapolres, dan warga yang berkumpul sepanjang daerah aliran sungai, Dedi menyampaikan pesan tegasnya.

"Ini contoh di Bekasi, Kampung Tambun Utara, Desa Srijaya. Bangunan di sepadan sungai bongkar semua. Oke, mantap!"

"Mantap!" teriak warga serempak, mendukung langkah pembongkaran tersebut.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau