Editor
KOMPAS.com – Lonjakan harga emas justru memicu meningkatnya minat masyarakat untuk berinvestasi logam mulia.
Bahkan, di Bandung, Jawa Barat, stok emas batangan ukuran besar seperti 1 kilogram kini sulit ditemukan karena diburu pembeli.
Fenomena ini terjadi di Galeri 24 Regional Bandung. Marketing Galeri 24, Yudi Kurniawan, menyebutkan bahwa pihaknya mengalami kekosongan stok untuk ukuran emas dari 25 gram hingga 1 kilogram.
Baca juga: Panic Buying Emas di Bandung, Ada yang Borong sampai 5 Kilogram
Permintaan tinggi membuat mereka kewalahan.
“Banyak yang pindah dari deposito ke beli emas, banyak yang langsung beli 100 gram. Fenomena di departemen stok kami dari 25 gram sampai 1 kilogram emas itu kosong,” ucap Yudi saat ditemui di pameran batik Graha Manggala Siliwangi, Jalan Aceh, Kota Bandung, Rabu (16/4/2025).
Baca juga: Cerita Julianti, Syok Investasi Logam Mulia, Untung Rp 26 Juta dalam 5 Bulan
Menurut Yudi, beberapa distributor di wilayah Bandung bahkan menerima pemesanan dalam jumlah besar, mencapai 5 kilogram emas.
“Namun kita baru bisa memenuhi beberapa kilogram, karena memang ketersediaan stoknya gold bar kami di 250 gram sampai 1 kilogram langka karena memang di setiap daerah pembeliannya sudah mulai besar,” ujarnya.
Kondisi ekonomi global yang tidak menentu, termasuk ketegangan geopolitik di beberapa negara, turut memengaruhi lonjakan harga emas dan tingginya permintaan.
Hal ini juga memunculkan fenomena panic buying di masyarakat.
“Karena emas itu mengikuti global politik, keadaan di luar kemarin kan sempat ada beberapa negara bersitegang dan itu memengaruhi. Memang ada fenomena panic buying, apalagi kalau orang tua yang sepuh-sepuh, sudah pernah mengalami krisis 98 itu mereka agak risky,” ujar Yudi.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Banyak Warga Bandung Alihkan Investasi ke Emas, Stok Emas 1 Kilogram Sampai Langka
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang