Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerugian Korban Arisan Online di Cirebon Rp 3 Miliar, Polisi Ungkap Modusnya

Kompas.com, 17 Juni 2025, 22:36 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Reni Susanti

Tim Redaksi

CIREBON, KOMPAS.com - Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Cirebon Kota, Jawa Barat, mengungkap kasus penipuan berkedok arisan online.

Tersangka yang merupakan seorang perempuan telah menjalankan aksinya selama tiga tahun. Para korban yang berasal dari berbagai daerah menuntut pengembalian dana yang telah mereka setorkan, dengan total kerugian mencapai sekitar Rp3 miliar.

Pantauan Kompas.com, sejumlah warga dari berbagai wilayah di Cirebon dan sekitarnya mendatangi halaman Polres Cirebon Kota pada Selasa (17/6/2025) siang. Mereka menuntut pelaku penipuan segera bertanggung jawab atas perbuatannya.

Baca juga: Penipuan Arisan Online Rp 653 Juta, Ibu Hamil Asal Mojokerto Ditangkap Polisi

Modus Arisan Online

Kapolres Cirebon Kota, AKBP Eko Iskandar, menyampaikan, pelaku berinisial YM (29) yang merupakan seorang karyawan swasta, telah menjalankan arisan bodong sejak tiga tahun lalu.

Bermodalkan telepon genggam dan printout rekening bank, tersangka menarik perhatian calon korban.

Ia memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan arisan dan menawarkan keuntungan sebesar 60 persen dari jumlah uang yang disetorkan.

Baca juga: Gadai 8 Motor Temannya untuk Arisan Online, Wanita di Bengkulu Diringkus Polisi

"Yang kami terima 1 laporan dengan kerugian Rp46 juta, dan pengakuan pelaku di Polres lain ada lebih dari 50 korban. Modusnya pelaku menawarkan arisan mendapat keuntungan 60 persen setiap bulan dari uang yang disetorkan," kata Eko saat memberi keterangan yang dihadiri Kompas.com Selasa (17/6/2025) siang.

Tawaran yang menggiurkan tersebut, kata Eko, membuat banyak korban tergiur dan menyetorkan uang hingga ratusan juta rupiah.

Namun, keuntungan tersebut hanya diberikan satu atau dua kali. Setelah setor yang ketiga kali, dengan nilai uang yang jauh lebih tinggi, tersangka berdalih rekeningnya diblokir.

Tak lama kemudian, tiba tiba pelaku tidak dapat lagi dihubungi. Eko sebut, dalam pemeriksaannya, pelaku mengaku membawa kabur seluruh dana milik korban.

Alex, salah satu orang tua korban, yang menghadiri Polres Cirebon Kota, mengaku sangat marah dan kecewa terhadap pelaku.

Menurutnya, anaknya telah diperdaya untuk mengajak anggota keluarga, saudara, tetangga, hingga teman-temannya bergabung dalam arisan online tersebut.

Setelah berhasil mengumpulkan lebih dari 100 nasabah dan menyetorkan uang ratusan juta rupiah, tersangka tiba-tiba menghilang. Ia membawa kabur seluruh dana yang nilainya mencapai miliaran rupiah.

"Anak saya kan baru belajar kerja, ujug-ujug ketemu, tersangka itu, anak saya diminta bawa temannya. Pertama baik, kedua baik, ketiga ga jelas, ujung-ujung kabur, ga jelas, uang banyak sudah masuk, minimalnya 1 miliar, yang masuk 100 lebih itu," kata Alex saat ditemui Kompas.com di lokasi.

Tak hanya Alex, Ahmad Ubaidillah yang juga menjadi korban, menuntut agar pelaku bertanggung jawab. Ia mengatakan bahwa tersangka sering kali menghindar saat dimintai pertanggungjawaban, hingga akhirnya berhasil ditangkap.

Halaman:


Terkini Lainnya
Kasus Kebun Teh Pangalengan, Dedi Mulyadi: Ini Peringatan untuk Semua
Kasus Kebun Teh Pangalengan, Dedi Mulyadi: Ini Peringatan untuk Semua
Bandung
Polisi Lacak Keberadaan Streamer Resbob dari Jakarta hingga ke Jatim
Polisi Lacak Keberadaan Streamer Resbob dari Jakarta hingga ke Jatim
Bandung
Sebaran Kebun Sawit di Bogor yang Luasnya Terbesar Kedua di Jabar Setelah Sukabumi
Sebaran Kebun Sawit di Bogor yang Luasnya Terbesar Kedua di Jabar Setelah Sukabumi
Bandung
Cerita Haru Pekerja Bangunan Indramayu, Selamatkan Anak Terseret Arus dan Bertahan Hidup Pascabanjir Aceh
Cerita Haru Pekerja Bangunan Indramayu, Selamatkan Anak Terseret Arus dan Bertahan Hidup Pascabanjir Aceh
Bandung
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Bandung
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Bandung
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Bandung
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Bandung
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Bandung
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Bandung
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Bandung
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Bandung
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Bandung
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Bandung
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau