Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh

Kompas.com, 14 Desember 2025, 21:15 WIB
Handhika Rahman,
Bilal Ramadhan

Tim Redaksi

INDRAMAYU, KOMPAS.com - Heru Apriangga (30), masih tak menyangka dirinya bisa pulang ke rumahnya di Blok Bungkul Barat Desa Bojongsari, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Selama 8 hari, dia dan teman-temannya berjalan kaki untuk ke luar dari wilayah terisolasi usai banjir bandang.

Pengalaman tersebut menjadi perjalanan hidup paling menegangkan yang pernah dia alami.

Heru sendiri merupakan pekerja bangunan yang saat bencana terjadi sedang berada di Kabupaten Aceh Tengah, tepatnya di wilayah Pamar.

Dia bersama puluhan pekerja lain, berangkat ke Aceh usai mendapat pekerjaan membangun markas Batalyon TNI di kawasan hutan.

Baca juga: Kisah Warga Hadapi Banjir Aceh Tamiang: Saya Gigit Beras, Minum Air Lumpur, Kayu Luar Biasa Menakutkan

Saat ditemui di rumahnya, Minggu (14/12/2025), raut wajah Heru masih terlihat letih.

Dari sorot matanya, Heru menyimpan banyak kenangan soal betapa mengerikannya dampak yang ditimbulkan oleh bencana banjir bandang tersebut.

“Jadi yang dilihat di medsos itu sebenarnya hanya sebagian kecil, aslinya itu jauh lebih parah lagi,” kata Heru mengenang kejadian yang ia alami.

Awal mulanya, pada Jumat (21/11/2025), Heru bersama 23 pekerja lain dari Indramayu dan Cirebon berangkat ke Aceh Tengah dan tiba di lokasi pada Rabu (26/11/2025) malam.

Namun, petaka datang tak lama setelah mereka tiba.

“Kita berangkat itu Jumat tanggal 21, kita sampai itu Rabu jam 9 malam dan bencana itu terjadi sekitar jam 1 malam,” kata Heru.

Baca juga: Update Banjir Aceh Utara: Korban Jiwa Capai 163 Orang, 6 Masih Hilang, Hampir 70.000 Mengungsi

Malam dini hari itu, listrik tiba-tiba padam total. Sinyal ponsel menghilang.

Dalam gelap gulita, Heru mendengar suara air mengalir deras bercampur batang kayu.

Dalam situasi itu, Heru turut mendengar sayup-sayup suara jeritan orang minta tolong dari kejauhan.

“Lokasi kita itu untungnya di atas jadi tidak kena langsung, kita juga gak bisa ngapa-ngapain karena listrik mati semua, sinyal juga gak ada. Saya terus membangunkan teman-teman lain kan, kami menyaksikan banjir itu, kira-kira 100 meter lah dari tempat kami,” terangnya.

Keesokan harinya, Heru dan teman-temannya memulai pekerjaan mereka membangun markas Batalyon.

Di sisi lain, Heru belum mengetahui bahwa banjir bandang telah meluluhlantakkan permukiman di bawah lokasi mereka.

Kecurigaan telah terjadi sesuatu yang mengerikan baru mereka sadari setelah 2 hari bekerja karena tidak mendapat jatah makan. Protes pun dilayangkan ke anggota TNI yang berjaga.

“Kita ke TNI kan datang, ini gimana masa kita orang kerja gak dikasih makan. Kata anggota TNI-nya, jangankan kalian, kita juga kelaparan,” cerita Heru.

Baca juga: Cerita Tim SAR Dahsyatnya Banjir Aceh Utara: Ada Jenazah Terbawa Banjir 9 Km dari Permukiman

Heru dan kawan-kawannya yang kecewa, memutuskan untuk kabur.

Tapi dihalangi oleh anggota TNI karena situasi di luar berbahaya, akses jalan semua putus dan rawan terjadi banjir dan longsor susulan.

“Saat itu posisinya kami belum percaya, kami pikir TNI itu bohong cuma alasan saja nahan kita biar terus kerja,” terangnya.

Dari 24 pekerja, 12 orang di antaranya memilih tetap pergi, termasuk Heru.

Halaman:


Terkini Lainnya
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Kisah Heru, Berjalan Kaki Selama 8 Hari untuk Bertahan Hidup dari Wilayah Terisolir di Aceh
Bandung
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Gudang Obat dan Kosmetik dari China di Gunung Putri Bogor Terbakar, Terjadi Ledakan Beruntun
Bandung
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Sekda Jabar Mengaku Masih Sakit Hati dengan Ulah Resbob yang Hina Orang Sunda
Bandung
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Mobil Berisi 1 Keluarga Terjun ke Jurang Sedalam 20 Meter di Puncak Bogor, 4 Orang Luka-luka
Bandung
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Disorot Pakar Hukum, Dedi Mulyadi Tegaskan Surat Edaran untuk Mitigasi Bencana, Lindungi Warga
Bandung
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Banjir Meluas ke 20 Desa di Cirebon, BPBD Siaga Evakuasi Warga
Bandung
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Dedi Mulyadi Siapkan Rp 1 Miliar untuk Pulangkan 300 Warga Jabar dari Aceh
Bandung
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Catat Tanggalnya, Prediksi Lonjakan Arus Kendaraan Saat Natal dan Tahun Baru di Puncak Bogor
Bandung
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Pagi Buta, Ular Kobra Tiba-tiba Muncul Menyelinap di Ruang Tamu Warga Indramayu
Bandung
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Kecelakaan di Tol Jagorawi, Mobil Boks Tabrak Kendaraan Lain hingga Hangus Terbakar
Bandung
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Banjir Rendam Lima Kecamatan di Kabupaten Cirebon, Warga: Ini Tak Biasa...
Bandung
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Sopir Ngantuk, Mobil Boks Tabrak Truk di Tol Jagorawi Hingga Terbakar
Bandung
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Setelah Sukabumi, Bogor Miliki Kebun Sawit Terluas di Jabar: Mayoritas Berusia 20 Tahun
Bandung
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau