Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Lagadar Dukung Dedi Mulyadi Pindahkan Margaasih ke Kota Cimahi

Kompas.com, 26 Juni 2025, 15:44 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Wacana perluasan wilayah Kota Cimahi menjadi perbincangan hangat di kalangan publik.

Rencana ini bahkan telah dicetuskan oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Kota Cimahi berencana mengajukan perluasan ke beberapa wilayah perbatasan, termasuk Cimindi (Kota Bandung), Margaasih (Kabupaten Bandung), serta Sariwangi dan Cisarua (Kabupaten Bandung Barat).

Diskusi mengenai wacana ini semakin marak, terutama di kalangan masyarakat yang tinggal di wilayah perbatasan, seperti di Desa Lagadar, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung.

Baca juga: Tolak Usulan Dedi Mulyadi, Wabup Bandung Barat: Ayo Bicara Jika Cimahi Ingin Gabung KBB

Ketua RW 2 Desa Lagadar, Dodi Rahman (46), menjelaskan bahwa isu ini bukanlah hal baru.

"Wacana ini sudah lama dibahas oleh warga, dan beragam respons terus bermunculan seiring bergantinya Kepala Daerah baik di Kabupaten Bandung maupun Kota Cimahi," ujarnya.

Secara umum, Dodi menyatakan bahwa wacana ini disambut positif oleh warganya, terutama jika perpindahan ini dapat membawa manfaat, khususnya dalam aspek pelayanan publik.

"Kalau dari pihak saya, mau ke mana juga bagus. Kalau memang kesepakatan RW-RW (di Desa Lagadar) itu baik ke Cimahi, ya alhamdulillah," katanya.

Akses pendidikan dekat

Salah satu alasan dukungan warga terhadap wacana perpindahan ini adalah akses pendidikan.

Dodi mengungkapkan bahwa anak-anak di wilayahnya lebih memilih bersekolah di Kota Cimahi daripada di Kabupaten Bandung karena masalah jarak.

"Kalau soal zonasi sekolah, anak-anak di sini kebanyakan ke Cimahi. Kalau ke wilayah Margaasih itu pada jauh, seperti harus ke daerah Pamuntasan," terangnya.

Faktor jarak tempuh ke pusat pemerintahan juga menjadi pertimbangan penting.

Dari wilayah RW 2, waktu tempuh menuju pusat Kota Cimahi hanya sekitar 20 menit, sedangkan menuju Kecamatan Soreang, pusat pemerintahan Kabupaten Bandung, bisa mencapai lebih dari 30 menit.

"Warga lebih dekat ke Cimahi. Kalau ke pusat Kota Cimahi paling 20 menitan, ke Soreang bisa setengah jam," beber Dodi.

RW 2 memiliki 5 RT dengan jumlah hak pilih mencapai 800 orang pada Pilkada 2024, serta sekitar 350 hingga 400 kepala keluarga.

Dodi menyebutkan bahwa di internal Desa Lagadar, wacana ini telah dibahas meskipun belum ada keputusan konkret, karena sempat terhambat oleh isu pemekaran wilayah desa.

"Di Desa Lagadar, sudah ada pembahasan. Tapi mungkin belum ada pembahasan lagi, soalnya bentrok sama pemekaran," ungkapnya.

Senada dengan Dodi, Tati Suryati (54), warga RW 01, juga mendukung wacana bergabungnya Kecamatan Margaasih ke Kota Cimahi.

Baca juga: 6.606 Warga Cimahi Tiba-tiba Dicoret dari Penerima JKN PBI

Menurutnya, dari sisi geografis dan mobilitas, warga RW 1 memang lebih dekat ke Kota Cimahi. "Kalau tanggapan saya sebagai warga, ya senang saja. RW 1 itu memang paling dekat ke Cimahi," kata Tati.

Tati menambahkan bahwa akses layanan publik seperti rumah sakit dan sekolah jauh lebih mudah dijangkau di Cimahi dibandingkan di Kabupaten Bandung.

"Rumah sakit besar juga lebih dekat ke Cimahi. Kalau di Kabupaten Bandung itu jauh-jauh, harus ke Santosa atau Otto Iskandar," jelasnya.

Menurut Tati, waktu tempuh dari rumahnya ke pusat Kota Cimahi hanya sekitar 15 menit.

"Sebenernya sih enggak masalah pindah ke mana saja. Kabupaten Bandung juga bagus. Tapi kalau lebih baik, ya ke Cimahi saja, karena lebih dekat," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau