Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Kabupaten Bandung Demo di Jembatan Dayeuhkolot, Tuntut Transparansi dan Keamanan

Kompas.com, 21 Juli 2025, 15:24 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat (GEMA) Kabupaten Bandung melakukan aksi unjuk rasa di Jembatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Aksi yang dilakukan pada Sabtu (19/7/2025) lalu tersebut ramai diperbincangkan di media sosial Instagram.

Video serta beberapa unggahan foto yang memperlihatkan sejumlah mahasiswa tengah berorasi dipublikasikan di beberapa akun Instagram.

Tak hanya itu, unggahan foto momen beberapa mahasiswa tengah memasang tulisan berisi tuntutan pun diunggah oleh akun GEMA Kabupaten Bandung.

Ketua BEM Universitas Sali-Aitaam Muhamad Indra Wijaya mengatakan, aksi tersebut merupakan mimbar bebas yang merupakan akumulasi dari keresahan masyarakat Kabupaten Bandung untuk meminta transparansi terkait renovasi Jembatan Dayeuhkolot.

Baca juga: Penyebab SMP Garuda Dayeuhkolot Punya 11 Murid Baru Menurut DPRD Kabupaten Bandung

Indra mengaku pihaknya terlebih dahulu berkonsolidasi dengan masyarakat untuk mendiskusikan ihwal renovasi Jembatan Dayeuhkolot.

"Tuntutan untuk aksi yang kemarin itu, pertama kan memang sekarang kami lagi permohonan transparansi dan akuntabilitas, memang ini sudah lama proyek ini pada tahun 2022 itu terkait yang mau dibuat jembatan ulang dengan angka kalau di Rp 55 miliar. Namun, tidak ada realisasi dari pihak provinsi karena itu jalan provinsi," katanya dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Senin (21/7/2025).

Dia menjelaskan, saat ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat menyiapkan anggaran sebesar Rp 6 miliar untuk rehabilitasi Jembatan Dayeuhkolot.

Namun, dia menyebut sejauh ini tidak ada transparansi serta akuntabilitas terkait renovasi dan rehabilitasi proyek Jembatan Dayeuhkolot.

Selain itu, GEMA juga menyoroti maraknya kecelakaan lalu lintas yang sempat menelan korban jiwa lantaran belum diperbaikinya Jembatan Dayeuhkolot.

Baca juga: Jalan Raya Dayeuhkolot Bandung Lumpuh akibat Banjir, Warga Gunakan Perahu

"Sampai ada mobil waktu itu tahun 2022 itu sampai terbalik gara-gara jembatannya rusak. Jadi ya kami pengin percepatlah gitu. Jangan lama-lama lagi dan jangan sampai ada dana yang digelapkan. Makanya kami awasi sampai dari mulai sekarang sudah ada tuh papan informasi terkait pendanaan tersebut," ujar dia.

Secara tegas GEMA, kata Indra, menuntut Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi agar memperhatikan hal tersebut.

Tak terkecuali, Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Bandung yang saat ini dipimpin Bupati Bandung Dadang Supriatna.

"Jadi, tuntutannya itu ke provinsi. Cuman kan memang dari hierarkinya itu dari Pemkab terlebih dahulu. Lalu nanti dan Pak Dedi pun mungkin sudah lihat ya soal aksi ini dan kemarin pun memang itu aksi dari massa itu sedikit tapi dari pihak kepolisian banyak," tuturnya.

Selain mimbar bebas, aksi pemasangan banner dan spanduk berisi tuntutan juga dilakukan oleh massa.

Halaman:


Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau