Namun, getir itu terasa jelas.
Bayangkan, delapan dari sepuluh siswa tak berdaya, dan kini sang guru pun tak lagi tegak di depan kelas, melainkan terbaring di ranjang darurat.
Pemandangan di aula Cipongkor lebih mirip barak pengungsian ketimbang ruang pemulihan kesehatan.
Dari pantauan KOMPAS.com, terlihat ranjang lipat berjejer rapat, sebagian diisi siswa yang masih berusaha membuka mata, sebagian lain hanya bisa diam dengan selang infus menancap di tangan.
Orang tua mengusap kening anak mereka, berharap panas segera turun.
Relawan berseliweran, mencatat nama korban, menyiapkan obat, dan memeriksa oksigen.
Di salah satu sudut, terlihat seorang ibu duduk di samping ranjang, menatap anaknya yang tertidur lemah berselimutkan kain tipis warna merah.
Tatapannya kosong, seperti hendak bertanya kepada siapa nasib ini harus diadukan.
Dari balik posko, suara tangis kecil kadang terdengar. Ada anak yang menahan sakit, ada orang tua yang menahan amarah.
Nurul dengan lirih menyampaikan harapan: hentikan dulu MBG.
Evaluasi, lalu pikirkan lagi.
"Sepakat diberhentikan terlebih dahulu. Itu kan dari daging dan tidak menyangka kita kena. Dari orang tua juga minta diberhentikan saja. Kebanyakan orang minta ganti program dengan uang atau yang lain," tuturnya.
Baca juga: Keracunan Massal MBG, Dedi Mulyadi: Senin, Saya Panggil Kepala SPPG Se-Jabar
Kalimat itu bukan sekadar usul teknis. Itu jeritan warga yang sudah lelah jadi kelinci percobaan dari kebijakan yang tergesa.
Di meja sebelah, catatan korban semakin panjang.
Angkanya bahkan menembus 1.333 orang dari akumulasi 3 klaster dapur SPPG yang berbeda.
Koordinator lapangan posko kesehatan, Sandi Novrian, menghela napas panjang sebelum menyebut angka.
"Kalau jumlah kami kemarin enggak langsung dijumlah. Soalnya membeludak banget. Namun, kalau dijumlah keseluruhan dari kemarin Rabu pukul 11 sampai hari ini jumlahnya itu ada 730 orang," tuturnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang