Menurut Dedi, melalui rereongan ini, setiap tingkatan pemerintahan bisa membuat kotak bantuan bagi warga yang kesulitan.
"Jadi bukan ngumpulin uang buat gubernur. Di desanya bikin kotak untuk bantu warga yang susah. Di kecamatan bikin kotak untuk bantu warga yang susah. Di kabupaten, bupati wali kotanya bikin kotak untuk bantuan warga yang susah," tegasnya.
Ia berharap, dengan sistem gotong royong ini, berbagai persoalan sosial bisa cepat tertangani tanpa menunggu birokrasi panjang.
"Sehingga bisa diselesaikan di desanya masing-masing," katanya.
Dedi meminta petugas untuk mencatat dan menangani keluhan warga tersebut.
"Nanti ditangani ibu ya, nanti diletakkan di situ, tapi antre, kasihan petugasnya karena terlalu banyak. Terima kasih," tuturnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang