Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Pengeroyokan 4 Gadis di Tasikmalaya: Saya Difitnah dan Dijebak

Kompas.com, 11 Desember 2025, 14:13 WIB
Irwan Nugraha,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Remaja putri 16 tahun asal Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, yang menjadi korban pengeroyokan oleh empat gadis temannya sendiri yang viral di media sosial sudah beristirahat di rumah orangtuanya pada Kamis (11/12/2025).

Korban mengaku masih mengalami sakit badan dan trauma mendalam akibat kejadian mengenaskan yang dialaminya ketika dikeroyok di tempat sepi oleh teman-temannya sendiri.

"Saya difitnah oleh teman sendiri (salah satu pelaku). Saya dijebak dan dibawa ke lokasi itu. Sebetulnya, di lokasi kejadian ada lima orang. Namun, satu orang lagi hanya merekam kejadian lewat ponselnya dan tidak mengeroyok seperti empat orang (pelaku) lainnya," jelas korban saat ditemui Kompas.com di rumah orangtuanya, Kamis siang.

Korban pun menceritakan kronologi kejadian yang berawal dari teman paling dekatnya asal Kota Tasikmalaya yang menjemputnya ke rumah dengan alasan akan pergi jajan ke depan menggunakan motor pada Jumat (5/12/2025).

Baca juga: Buntut Main ke Rumah Cowok, Remaja Putri di Tasikmalaya Dikeroyok 4 Temannya Sendiri

Tanpa curiga, korban pun menuruti keinginan temannya untuk dibonceng hingga mengetahui ada pelaku lainnya yang sudah menunggu di ujung jalan.

"Saya langsung dibawa oleh mereka ke lokasi kejadian di Manonjaya, tempat sepi itu. Saya di sana disiksa seperti yang ada di video viral. Saya katanya dituduh merebut pacar salah satu pelaku, padahal selama ini yang suka berhubungan dengan cowok itu adalah teman dekat saya sendiri. Saya difitnah," tambah korban.

Seusai kejadian pengeroyokan, korban langsung dibawa ke sebuah kamar kos salah satu pelaku di Cikunir, Kabupaten Tasikmalaya, pada sore harinya.

Sampai akhirnya, korban meminta kakak laki-lakinya untuk menjemputnya supaya bisa pulang ke rumah.

"Saat di rumah, saya tidak bilang ke mamah dan saudara saya bahwa teman saya sendiri mengeroyok saya. Baru setelah video viral di media sosial, saya mengaku jadi korban penyiksaan itu oleh mereka ke keluarga," ujar korban.

Baca juga: Empat Gadis Pengeroyok Remaja 16 Tahun di Tasikmalaya Dijerat Pasal Berlapis

Menurut korban, selama ini dirinya hanya mengenal teman dekatnya, yakni pelaku yang memakai penutup kepala.

Adapun tiga pelaku lainnya baru dikenalnya sekilas karena kenal dengan teman dekatnya selama ini.

"Nah, saya hanya pasrah karena yang mengeroyok saya ada empat orang. Kalau yang satu orang lagi yang merekam tidak mengeroyok saya, tapi hanya merekam," ujar dia.

Adapun, menurut korban, kakak kandungnyalah yang menyebarkan video penganiayaan itu karena membela dirinya yang telah ditindak oleh para pelaku.

"Sampai akhirnya viral dan mereka ditangkap polisi. Saya dan keluarga juga melapor polisi keesokan harinya pada Sabtu (6/12/2025)," ungkap dia.

4 Pelaku Tersangka

Sebelumnya, empat gadis berusia belia, dua di antaranya masih di bawah umur, mengeroyok teman perempuannya yang berusia 16 tahun di Tasikmalaya, Jawa Barat, dituntut pasal berlapis.

Halaman:


Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau