Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saat Pulang, Rumah Sudah Rata dengan Tanah, Saya, Istri dan Anak Menangis"

Kompas.com - 19/09/2022, 07:11 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Undang (47), warga Kampung Haurseah, Desa Cipicung, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, hanya bisa pasrah saat rumahnya dirobohkan renternir gara-gara tak bisa bayar utang Rp 1,3 juta.

Undang mengatakan, rumah tersebut adalah rumah warisan orangtuanya.

"Itu rumah warisan dari ayah saya. Waktu dirobohkan, saya dan istri lagi tidak ada. Pas pulang, lihat rumah sudah rata. Istri saya menangis, anak saya menangis," ujar Undang saat ditemui Tribunjabar.id, Sabtu (17/9/2022).

Baca juga: Kesedihan Undang, Rumahnya Dirobohkan Rentenir, Bermula Utang Rp 1,3 Juta dan Jeratan Bunga Rp 350.000 Per Bulan

Berusaha bayar utang

Undang lalu menceritakan, rumahnya dirobohkan pada 10 September 2022. Saat itu dirinya dan istri sedang berada di Bandung, Jabar, untuk mencari pekerjaan.

Undang mengaku, keluarganya sudah berusaha untuk melunasi utang tersebut.

Dirinya bekerja serabutan dan sang istri bekerja sebagai asisten rumah tangga di kawasan Ujungberung, Kota Bandung.

"Anak saya satu laki-laki usia 10 tahun dibawa juga ke Bandung, bantu-bantu juga," ucapnya. Selama di Ujungberung, Undang bekerja di sebuah tempat pangkas milik orang lain sebagai pembantu.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com