Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Resah Limbah Pembalut Capai 26 Ton Per Hari, Mahasiswa ITB Buat Pembalut Ramah Lingkungan

Kompas.com - 03/10/2022, 17:39 WIB
Reni Susanti

Editor

BANDUNG, KOMPAS.com - Berangkat dari keresahan tingginya limbah pembalut wanita setiap hari, mahasiswa Fisika Institut Teknologi Bandung (ITB), Difa Ayatullah, mengeluarkan konsep pembalut ramah lingkungan.

Inovasi ini memenangkan kompetisi Falling Walls Lab Indonesia 2022, yakni kompetisi pitching ideas yang menekankan pada inovasi peserta dalam mengatasi suatu permasalahan.

“Konsep idenya muncul karena keresahan pribadi, bahwa ternyata kita menghasilkan sampah pembalut sebanyak itu," ujar Difa dalam rilisnya, Senin (3/10/2022).

Baca juga: BNN Ungkap Tren Baru Pelajar, Mabuk Pakai Air Rebusan Pembalut

Data yang ia temukan menunjukkan, 95 persen wanita Indonesia memilih menggunakan pembalut selama periode mentruasi mereka. Akibatnya, limbah pembalut yang dibuang ke lingkungan mencapai 26 ton per hari.

Satu pembalut tersebut setara dengan empat kantong plastik. Untuk terurai, sampah pembalut butuh waktu ratusan tahun.

"Satu sisi sudah berusaha mengurangi sampah dari kantong plastik. Namun di sisi lain masih ada sampah sejenis dari sumber yang berbeda," tutur Difa.

Kekhawatiran dan keresahan akan hal tersebut kemudian mengantarkannya pada ide untuk menciptakan pembalut wanita yang dapat terdegradasi secara alami dalam waktu yang relatif singkat.

Konsep yang diusung pembalut biodegradable ramah lingkungan. Pembalut ini menerapkan dua prinsip penting dari segi prototyping.

Baca juga: Pasien Covid-19 Coba Kabur dari RS Sumedang, Pakai Pembalut dan Keluarkan Jurus Silat

Pertama, material absorbent layer berupa kapas pada pembalut konvensional diganti menjadi material plant-based sehingga memunculkan sifat organik.

Kedua, lapisan plastik di bawah pembalut dimodifikasi menjadi material bioplastic sehingga tidak akan mencemari lingkungan.

Selain kedua aspek tersebut, tidak ada perbedaan yang signifikan antara pembalut biodegradable dengan pembalut konvensional dari segi bentuk maupun kegunaannya.

Setelah melakukan serangkaian riset, Difa menemukan solusi terbaik untuk mengurangi limbah pembalut melalui penciptaan pembalut plant-based.

Dalam proses penemuan ide dan perancangannya, Difa dibantu tim Research and Development (RnD) yang terdiri dari mahasiswa lintas prodi.

Yakni Elshanti Nabiihah Salma, Wanda Ayu Puspita Ningratri, dan Fathya Alya Nurverina.

Difa mengatakan, saat mencari bahan penyerap di bagian absorbent layer mereka menemukan solusi yaitu material dari tanaman yang memberikan nilai tambah organik serta lebih aman bagi kesehatan.

Sebagai pemenang dalam Falling Walls Lab Indonesia, Difa berkesempatan untuk mewakili Indonesia dalam gelaran Global Final Falling Walls Lab yang diadakan di Jerman pada 7-9 November 2022.

Di sana ia akan melakukan pitching ulang di hadapan para panelis dan juri profesional dari berbagai bidang untuk bersaing dengan perwakilan-perwakilan dari negara lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Relawan Tagana, Tak Pandang Jumlah 'Tali Asih' sebagai Hambatan

Cerita Relawan Tagana, Tak Pandang Jumlah "Tali Asih" sebagai Hambatan

Bandung
Bey Machmudin Mengaku Tak Berminat Maju pada Pilkada Jabar 2024

Bey Machmudin Mengaku Tak Berminat Maju pada Pilkada Jabar 2024

Bandung
Calon Perseorangan di Pilgub Jabar Minimal Miliki 2,3 Juta Dukungan

Calon Perseorangan di Pilgub Jabar Minimal Miliki 2,3 Juta Dukungan

Bandung
KPU Jabar Sebut 'Tagline' Pilgub Jabar 2024 Inisiatif Budaya-Demokrasi

KPU Jabar Sebut "Tagline" Pilgub Jabar 2024 Inisiatif Budaya-Demokrasi

Bandung
Lembah Cilengkrang di Kuningan: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Lembah Cilengkrang di Kuningan: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Bandung
Polisi Bantah Tolak Laporan Keluarga Korban yang Tewas Ditabrak Oknum Brimob

Polisi Bantah Tolak Laporan Keluarga Korban yang Tewas Ditabrak Oknum Brimob

Bandung
Sopir Katering yang Dihajar Prajurit TNI Minta Maaf dan Cium Tangan Pelaku

Sopir Katering yang Dihajar Prajurit TNI Minta Maaf dan Cium Tangan Pelaku

Bandung
Kasus Mayat Dalam Koper, Pelaku Ucapkan Belasungkawa dan Ajak Ngobrol Keluarga Korban

Kasus Mayat Dalam Koper, Pelaku Ucapkan Belasungkawa dan Ajak Ngobrol Keluarga Korban

Bandung
Mantan Karyawan Pikiran Rakyat Kembali Demo, Tuntut Manajemen Bayarkan Haknya

Mantan Karyawan Pikiran Rakyat Kembali Demo, Tuntut Manajemen Bayarkan Haknya

Bandung
Lagi, Video Viral Pungli di Tempat Wisata Sentul Bogor

Lagi, Video Viral Pungli di Tempat Wisata Sentul Bogor

Bandung
Aturan Zonasi PPDB Baru Berlaku di Jabar, Tak Bisa Lagi Asal Pindah KK

Aturan Zonasi PPDB Baru Berlaku di Jabar, Tak Bisa Lagi Asal Pindah KK

Bandung
Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Keluarga Korban Sempat Ketemu Pelaku di Kantor

Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Keluarga Korban Sempat Ketemu Pelaku di Kantor

Bandung
Warga Bogor Meninggal Setelah Ditabrak Oknum Polisi, Ditolak Saat Melapor

Warga Bogor Meninggal Setelah Ditabrak Oknum Polisi, Ditolak Saat Melapor

Bandung
Pria di Karawang Tewas di Tangan Mantan Suami Istrinya

Pria di Karawang Tewas di Tangan Mantan Suami Istrinya

Bandung
Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Pelaku Teman Korban yang Butuh Uang untuk Resepsi

Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Pelaku Teman Korban yang Butuh Uang untuk Resepsi

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com