Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Orang Pemuda di Dayeuhkolot Bandung Diserang dan Dibacok, Polisi Dalami CCTV dan Buru Pelaku

Kompas.com, 20 November 2022, 21:02 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Viral sebuah video yang memperlihatkan dua orang pemuda yang sedang duduk di warung tiba-tiba diserang dengan menggunakan senjata tajam. Video tersebut tersebar di media sosial, terutama Instagram.

Kapolsek Dayeuhkolot Kompol Tedi Rusman membenarkan kejadian tersebut. Peristiwa itu, kata dia, terjadi di wilayah hukumnya, tepatnya di Kampung Citeureup, Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Tedi menyebut, aksi pembacokan orang tak dikenal itu, terjadi pada Sabtu (19/11/2022) pukul 01.45 WIB dini hari.

Baca juga: Kronologi Petugas Damkar Dibegal di Jakbar, Diikuti hingga Dipepet dan Dibacok

"Betul, kejadian di wilayah hukum kami, Sabtu dini hari tadi," katanya dihubungi, Minggu (20/11/2022).

Ia menjelaskan, saat itu RR (20) dan salah satu sahabatnya sedang asik nongkrong di sebuah warung yang sudah tutup. Kemudian, mereka berdua tiba-tiba di datangi dua orang yang tak mereka kenali dan langsung menyerang.

Kedua orang pelaku, kata dia, menghampiri korban dengan menggunakan sepeda motor. Secara tiba-tiba pelaku menyerang dengan menggunakan senjata tajam.

"Begini, begitu pelaku belok nyamperin dua pemuda itu, dan mengeluarkan senjata tajam si dua orang pemuda itu langsung melarikan diri, yang satu ke arah kanan yang sayu ke arah kiri, dan salah satu pemuda itu kena sabetan senjata tajam," terangnya.

Akibat penyerangan tersebut, RR mengalami luka di pergelangan tangannya dan terpaksa harus dilarikan ke Rumah Sakit (RS) untuk segera dilakukan penanganan.

Tedi mengungkapkan, kejadian tersebut bukanlah perampokan, begal atau pencurian. Pasalnya, dari keterangan saksi, keduanya tidak merasa hilang barang atau ada barang yang dirampas pelaku.

Baca juga: Pelaku Utama Pembacokan Siswa SMK di Bandung Barat Masih Buron, Korban Dibacok Sepulang Reuni

Tak hanya itu, dari keterangan saksi, kedua korban dan kedua pelaku tidak saling mengenal satu sama lain.

"Korban lula di lengannya, kena pergelangan tangan. Bukan, gak ada yang diambil, bahkan si saksi juga merasa aneh dan gak tahu maksud serta tujuannya," ungkap dia.

Jajaran Polsek Dayeuhkolot, baru mengetahui adanya kejadian pembacokan tersebut, setelah orang tua korban melaporkan peristiwa yang menimpa anaknya pada Minggu pagi.

"Karena pas kejadian juga dia tidak langsung melapor ke kantor," ujar dia.

Baca juga: Amankan ODGJ, Dua Polisi di Bener Meriah Malah Dibacok

Setelah menerima laporan, pihaknya langsung melakukan langkah-langkah, mulai dari mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP) sampai ke meminta keterangan saksi.

"kami langsung mendatangi TKP, meminta keterangan saksi, saat ini korban belum bisa dimintai keterangan karena sih di RS," imbuhnya.

Saat ini, kata Tedi, pihaknya juga sedang mendalami kejadian tersebut, melalui rekaman CCTV, guna mendapatkan titik terang identitas pelaku.

"Mudah-mudahan ada titik terang, sekarang tersangka kita sedang buru," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau