Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Nurhayati, Terkubur 4 Jam di Reruntuhan Madrasah, Pasrah dan Berdoa Malaikat Menolongnya

Kompas.com - 23/11/2022, 15:25 WIB
Bagus Puji Panuntun,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

CIMAHI, KOMPAS.com - Mata Nurhayati (27) berkaca-kaca saat ingatannya ditarik pada peristiwa mengerikan yang ia alami dua hari lalu.

Tanpa tanda-tanda,  gempa bumi bermagnitudo 5,6 itu memorak-porandakan Kampung Garogol, RT 05 RW 03, Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, tempat Nurhayati tinggal.

Baca juga: Detik-detik Bocah 5 Tahun Ditemukan Hidup Usai 2 Hari Terkubur Puing Bangunan Gempa Cianjur, Tubuhnya Penuh Debu

Nurhayati ingat betul saat kejadian, langit Cianjur sedang cerah, matahari berada tepat di ubun-ubun kepala, para petani tengah beristirahat dan berteduh dari terik matahari.

Baca juga: Data Terkini Korban Gempa Cianjur: Meninggal 268 Orang, Hilang 151, Mengungsi 58.362 Orang

Saat itu pula Nur, sapaan Nurhayati, sedang berada di dalam sebuah gedung madrasah dan tengah mengaji bersama warga lainnya.

Baca juga: Gempa Susulan Cianjur Picu Longsoran, Jalan Cianjur-Jakarta Ditutup, Pencarian 30 Korban Hilang Dihentikan

"Waktu itu saya lagi mengaji di madrasah, terus terasa goyang dan saat mau berdiri itu (bangunan) langsung runtuh," kata Nurhayati saat ditemui di RSUD Cibabat, Cimahi, Jawa Barat, Rabu (23/11/2022).

Hanya sekali goyangan, bangunan madrasah itu langsung ambruk seketika. Atap bangunan dan tembok di ruangan itu runtuh.

"Setelah madrasah runtuh, di sana masih terasa goyang terus sebentar-sebentar. Tapi kalau madrasah pas sekali goyang langsung ambruk," ucap Nur.

Seisi ruangan panik, jemaah yang tengah mengaji di dalam gedung seketika lari tunggang langgang menyelamatkan diri.

Sementara Nur terjebak di dalam gedung selama berjam-jam. Dia tertimpa reruntuhan bangunan sehingga membuatnya cedera.

"Saat itu jemaahnya banyak, ada yang menyelamatkan diri keluar. Tapi kalau saya terjebak (tertimbun) di dalam dari jam 2 siang sampai jam 6 magrib," kata Nur mencoba mengingatnya.

Selama empat jam terkubur reruntuhan, Nur hanya bisa pasrah dan tak henti-henti memanjatkan doa berharap ada malaikat yang menolongnya dari reruntuhan.

Betul saja, warga dan relawan menemukan Nur yang sudah lemas dan tak berdaya terjebak tembok bangunan yang menindih tubuhnya.

"Saya baru dievakuasi jam 6 pas magrib dengan cara material bangunannya diangkat dulu secara manual," tutur Nur.

Tubuh Nur yang sudah tak berdaya akhirnya berhasil dievakuasi. Setelah lolos dari timbunan bangunan, Nur mencoba berdiri. Namun, kakinya tak kuat untuk bertumpu.

Setelah diperiksa, Nur mengalami luka lecet di sekujur tubuhnya dan mengalami patah tulang kaki sehingga harus menjalani operasi di RSUD Cibabat.

"Hari ini mau dioperasi untuk penanganan patah kaki. Semoga lancar," ujar dia.

Sebelumnya diberitakan, gempa M 5,6 yang mengguncang Cianjur, Senin (21/11/2022) siang, mengakibatkan 268 orang meninggal dan dilaporkan juga 151 orang hilang.

Selain itu, dari data yang diperoleh BNPB, ada 1.083 orang yang mengalami luka dan mengungsi 58.362 orang.

Kemudian rumah rusak berat mencapai 6.570 unit, rumah rusak sedang 2.071 unit, dan rusak ringan 12.641 unit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Relawan Tagana, Tak Pandang Jumlah 'Tali Asih' sebagai Hambatan

Cerita Relawan Tagana, Tak Pandang Jumlah "Tali Asih" sebagai Hambatan

Bandung
Bey Machmudin Mengaku Tak Berminat Maju pada Pilkada Jabar 2024

Bey Machmudin Mengaku Tak Berminat Maju pada Pilkada Jabar 2024

Bandung
Calon Perseorangan di Pilgub Jabar Minimal Miliki 2,3 Juta Dukungan

Calon Perseorangan di Pilgub Jabar Minimal Miliki 2,3 Juta Dukungan

Bandung
KPU Jabar Sebut 'Tagline' Pilgub Jabar 2024 Inisiatif Budaya-Demokrasi

KPU Jabar Sebut "Tagline" Pilgub Jabar 2024 Inisiatif Budaya-Demokrasi

Bandung
Lembah Cilengkrang di Kuningan: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Lembah Cilengkrang di Kuningan: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Bandung
Polisi Bantah Tolak Laporan Keluarga Korban yang Tewas Ditabrak Oknum Brimob

Polisi Bantah Tolak Laporan Keluarga Korban yang Tewas Ditabrak Oknum Brimob

Bandung
Sopir Katering yang Dihajar Prajurit TNI Minta Maaf dan Cium Tangan Pelaku

Sopir Katering yang Dihajar Prajurit TNI Minta Maaf dan Cium Tangan Pelaku

Bandung
Kasus Mayat Dalam Koper, Pelaku Ucapkan Belasungkawa dan Ajak Ngobrol Keluarga Korban

Kasus Mayat Dalam Koper, Pelaku Ucapkan Belasungkawa dan Ajak Ngobrol Keluarga Korban

Bandung
Mantan Karyawan Pikiran Rakyat Kembali Demo, Tuntut Manajemen Bayarkan Haknya

Mantan Karyawan Pikiran Rakyat Kembali Demo, Tuntut Manajemen Bayarkan Haknya

Bandung
Lagi, Video Viral Pungli di Tempat Wisata Sentul Bogor

Lagi, Video Viral Pungli di Tempat Wisata Sentul Bogor

Bandung
Aturan Zonasi PPDB Baru Berlaku di Jabar, Tak Bisa Lagi Asal Pindah KK

Aturan Zonasi PPDB Baru Berlaku di Jabar, Tak Bisa Lagi Asal Pindah KK

Bandung
Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Keluarga Korban Sempat Ketemu Pelaku di Kantor

Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Keluarga Korban Sempat Ketemu Pelaku di Kantor

Bandung
Warga Bogor Meninggal Setelah Ditabrak Oknum Polisi, Ditolak Saat Melapor

Warga Bogor Meninggal Setelah Ditabrak Oknum Polisi, Ditolak Saat Melapor

Bandung
Pria di Karawang Tewas di Tangan Mantan Suami Istrinya

Pria di Karawang Tewas di Tangan Mantan Suami Istrinya

Bandung
Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Pelaku Teman Korban yang Butuh Uang untuk Resepsi

Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Pelaku Teman Korban yang Butuh Uang untuk Resepsi

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com