Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Bila Fahira, Gadis Cilik Pencinta Budaya Sunda

Kompas.com - 30/09/2023, 21:30 WIB
Irwan Nugraha,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Bila Fahira Nugraha (7), siswi kelas 2 SDN Cipari III, Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, bersaing dengan siswi kelas 5 dan 6 dari tiap perwakilan kecamatan di ajang Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat Kota Tasikmalaya, di Gedung Creative Center (GCC) Dadaha, Jumat (29/9/2023). 

Siswi yang menjadi juara 1 di Kecamatan Mangkubumi saat dirinya masih kelas 1 SD tersebut, dinobatkan sebagai juara 3 tembang Pupuh Sunda FTBI se-Kota Tasikmalaya. 

Baca juga: Wirawan, Dalang Generasi Terakhir yang Pertahankan Eksistensi Wayang Palembang

Bila merupakan peserta paling muda di kompetisi itu. Rata-rata usia peserta lainnya 11 sampai 12 tahun. 

Baca juga: Kisah Imam Juwaini Melestarikan Seni Tradisi Aceh dalam Keterbatasan

Namun, penampilan bocah asal Situbeet, Cipari, Mangkubumi, ini dapat memukai para juri.

Bahkan, ada sebagian penonton menangis saat Bila menyanyikan lagu Pupuh Maskumambang dengan apik. 

"Juara ketiga FTBI Kota Tasikmalaya Pupuh Sunda Wanoja (perempuan) tingkat SD adalah Bila Fahira Nugraha, si paling cilik," ujar salah satu juri FTBI Pupuh Sunda Tingkat Kota Tasikmalaya, Nanang SOS, saat pegumuman juara di GCC Dadaha Kota Tasikmalaya, Jumat. 

Ibu Bila, Nita Marlianti (33), merasa sangat bahagia dan bersyukur kecintaan anaknya terhadap budaya Sunda berbuah hasil meski usia Bila baru 7 tahun. 

"Jadi, awalnya anak saya sejak TK sudah senang bernyanyi Sunda. Waktu itu ada kejuaraan tingkat kecamatan dengan puluhan peserta lainnya dan juara satu tingkat kecamatan. Waktu itu kelas 1 SD, sekarang kelas 2 SD jadi juara tiga, bersaing dengan usia di atasnya semua, alhamdulillah," ujar Nita kepada wartawan saat mendampingi anaknya. 

Nita bersama suaminya berharap Bila terus melestarikan kesenian Sunda hingga dewasa nanti. 

Apalagi, selama ini generasi muda sudah semakin apatis dengan kebudayaan Sunda yang kalah dengan dan Kpop dan budaya luar. 

"Ya, saya berharap anak saya ini menjadi bukti masih ada generasi muda dan anak-anak yang sangat cinta budaya Sunda. Sunda imah urang, Sunda jang urang, Sunda ku urang (Sunda jadi rumah kita, buat kita, dan oleh kita)," kata Nita. 

Hal sama diutarakan Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Dasar (SD) Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, Indra Risdianto.

Dia merasa senang lomba Pupuh Sunda FTBI tingkat Kota Tasikmalaya tahun ini diikuti Bila.

Bahkan, Bila mampu menyabet juara ketiga se-Kota Tasikmalaya. 

Artinya, saat ini masih ada orangtua yang menanamkan kesenian Sunda ke anaknya demi melestarikan Budaya Sunda

"Yang ikut di FTBI tingkat Kota Tasikmalaya ini merupakan juara pertama masing-masing kecamatan. Sekarang tahun ini, alhamdulillah ada anak kelas 2 SD yang jadi peserta dan masuk juara tiga se-Kota Tasikmalaya. Yang lainnya memang kelas 5 dan 6 SD. Ini sebuah kemajuan dengan potensi besar pelestarian budaya Sunda," ujar Indra di GCC Dadaha Kota Tasikmalaya. 

Indra berharap ajang FTBI Pupuh Sunda dapat menjadi penyemangat bagi siswi lainnya dan para orangtua untuk mengenalkan budaya Sunda sejak kecil. 

"Saya harap Kota Tasikmalaya ke depan akan memunculkan prestasi-prestasi di tingkat provinsi dan nasional demi melestarikan budaya Sunda sejak dini kepada para pelajar," ujar Bila.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cabuli Penyandang Disabilitas, Kakek 72 Tahun di Bandung Ditangkap

Cabuli Penyandang Disabilitas, Kakek 72 Tahun di Bandung Ditangkap

Bandung
Peringati May Day 2024, Ribuan Buruh dari Jabar Bertolak ke Jakarta

Peringati May Day 2024, Ribuan Buruh dari Jabar Bertolak ke Jakarta

Bandung
Bupati Cianjur Minta Sekda Legowo Mundur

Bupati Cianjur Minta Sekda Legowo Mundur

Bandung
22 Tahun Hilang di Suriah dan Dianggap Sudah Meninggal, TKW asal Indramayu Pulang

22 Tahun Hilang di Suriah dan Dianggap Sudah Meninggal, TKW asal Indramayu Pulang

Bandung
Terbakar Cemburu karena Pesan dari Pria Lain, Warga Bandung Bunuh Istri

Terbakar Cemburu karena Pesan dari Pria Lain, Warga Bandung Bunuh Istri

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Selasa 30 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Selasa 30 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Pj Wali Kota Jadi Orang Pertama di Bandung yang Dapat Paspor Polikarbonat

Pj Wali Kota Jadi Orang Pertama di Bandung yang Dapat Paspor Polikarbonat

Bandung
Usai Membunuh Istri, Suami Serahkan Diri ke Polsek Cileunyi

Usai Membunuh Istri, Suami Serahkan Diri ke Polsek Cileunyi

Bandung
Kronologi 2 Orang Tewas Diduga Keracunan Gas di Gorong-gorong Kota Bandung

Kronologi 2 Orang Tewas Diduga Keracunan Gas di Gorong-gorong Kota Bandung

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Selasa 30 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Selasa 30 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
PPP Tutup Penjaringan Calon Wali Kota Tasik, Uu dan Dicky Tak Hadir

PPP Tutup Penjaringan Calon Wali Kota Tasik, Uu dan Dicky Tak Hadir

Bandung
Diduga Hirup Gas, 2 Pekerja Tewas dalam Gorong-gorong di Bandung

Diduga Hirup Gas, 2 Pekerja Tewas dalam Gorong-gorong di Bandung

Bandung
65 KK Masih di Pengungsian, Bey Minta PVMBG segera Asesmen Lokasi Gerakan Tanah Cianjur

65 KK Masih di Pengungsian, Bey Minta PVMBG segera Asesmen Lokasi Gerakan Tanah Cianjur

Bandung
Ramai Desakan Mundur Sekda Cianjur, DPRD Minta Bupati Turun Tangan

Ramai Desakan Mundur Sekda Cianjur, DPRD Minta Bupati Turun Tangan

Bandung
Kronologi Ketua RW di Bogor Ancam Perawat Puskesmas dengan Golok karena Tak Dilayani

Kronologi Ketua RW di Bogor Ancam Perawat Puskesmas dengan Golok karena Tak Dilayani

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com