BANDUNG, KOMPAS.com - Ada banyak pilihan transportasi umum di Bandung Raya, mulai dari angkutan kota (angkot), bus, dan kereta api.
Di penghujung masa jabatan sebagai Gubernur Jabar, Ridwan Kamil sempat mengusulkan tiga proyek transportasi massal kepada Presiden Joko Widodo di wilayah Bandung Raya, yakni bus rapid transit (BRT), light rail transit (LRT), dan cable car atau kereta gantung.
Ketiga usulan transportasi massal ini diharapkan bisa mengatasi masalah kemacetan di Bandung Raya.
"Di tanah yang sifatnya datar ada perkeretaapian, ada BRT. Tapi karena di Bandung ini adalah cekungan, banyak orang tinggal di bukit-bukit maka salah satu solusinya adalah cable car," kata Kang Emil sapaan akrabnya, Kamis (3/8/2023) mengutip dari Kompas.com.
Baca juga: Ridwan Kamil Usul Bangun BRT, LRT, dan Cable Car di Bandung Raya
Pada Agustus 2023, Ridwan Kamil pun meresmikan BRT berbasis kendaraan listrik.
BRT berbasis listrik merupakan bantuan dari Kemenhub sebanyak 20 unit. Adapun rute yang dilayani yakni Padalarang-Leuwipanjang.
Kang Emil menyebut, BRT merupakan bentuk komitmen Pemprov Jabar menghadirkan kendaraan ramah lingkungan di kawasan Bandung Raya.
Komitmen ini lalu dilanjutkan oleh Penjabat (Pj) Gubernur Jabar, Bey Machmudin dengan mendorong transformasi transportasi di Jabar.
Bey pun meminta Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Jabar untuk melaksanakan konsep aglomerasi antara daerah dan angkutan sebagai solusi kemacetan.
“Konsepnya kawasan aglomerasi harus terintegrasi antar daerah dan angkutan. Jadi nanti bisa terintregrasi antar bis, LRT sampai kereta cepat,” katanya, Jumat (20/10/2023) mengutip laman Jabarprov.go.id.
Menurutnya, minat penggunaan transportasi massal sangat dipengaruhi oleh beberapa hal, mulai dari ketersedian angkutan umum, akses layanan, dan cakupan layanan.
Diakuinya, transportasi massal di Jabar saat ini belum bisa dikatakan baik. Ditambah lagi, layanannya pun belum terintegrasi sehingga perlu adanya perbaikan ke depannya.
"Saat ini masih kurang baik (layanan angkutan umum). Saat ini akses kurang mudah dan masih parsial, perlu integrasi layanan dan kemudahan layanan. Kondisi saat akses perlu diperbaiki dan diintegrasikan dengan online," katanya melalui pesan singkat, Selasa (31/10/2023).
"Cakupan layanan, angkutan yang ada masih layanan terbatas sesuai rute. Cakupan perlu diperluas dengan menggabungkan seluruh sistem layanan baik layanan feeder umum maupun feeder online dengan angkutan utama," tambah Koswara.
Baca juga: Puluhan Halte Trans Metro Bandung Terbengkalai, Dipakai Gelandangan
Di samping kekurangan tersebut, disebutkannya masih banyak warga Jabar yang belum bangga menggunakan transportasi massal. Namun ia meyakini hal tersebut bisa berubah bila angkutan umum di Jabar mulai membaik.