Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

135 Hari, Ini Penyebab Polisi Sulit Mengungkap Kasus Pembunuhan Anak dan Ibu di Subang

Kompas.com - 30/12/2021, 14:31 WIB
Agie Permadi,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS com - Polisi terus melakukan penyelidikan terkait misteri pembunuhan anak dan ibu di Subang.

Sudah 135 hari sejak kejadian tersebut, pembunuh korban masih berkeliaran. Lalu apa kesulitan polisi dalam mengungkap kasus ini?

Baca juga: 134 Hari Misteri Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Ini Langkah yang Telah Dilakukan Polisi

Dua alat bukti belum dapat dipastikan

Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jabar Komisaris Besar Polisi Yani Sudarto menyebutkan, ada dua alat bukti yang belum dapat dipastikan oleh penyidik dalam kasus pembunuhan itu.

"Kenapa kasus ini tingkat kesulitannya sangat tinggi, karena sampai saat ini penyidik belum dapat memastikan dua alat bukti," ucap Yani di Mapolda Jabar, Kamis (30/12/2021).

Seperti diketahui, kasus ini telah diambil alih Polda Jabar sejak tanggal 15 November 2021.

Pelimpahan kasus ini dilakukan untuk mengefisiensikan waktu penyidikan dan penyelidikan kasus.

Baca juga: Polisi Kantongi Sketsa Wajah Terduga Pembunuh Ibu dan Anak di Subang

Segala petunjuk dan bukti yang bersifat konvensional yang dapat membantu penyidikan bakal disandingkan secara digital.

Yani mengatakan, pihaknya telah melakukan langkah-langkah penyidikan mulai dari olah tempat kejadian perkara yang dilakukan penyidik sebanyak lima kali, otopsi jasad korban sebanyak dua kali, hingga pemeriksaan terhadap 69 saksi.

"Saksi 69 yang sudah diperiksa 15 di antaranya dari keluarga, 11 saksi yang saat itu melintas di TKP, 32 saksi untuk menentukan alibi sedangkan 11 saksi lain tidak berhubungan dengan peristiwa tapi diambil keterangannya," ucap Yani.

Baca juga: Update Pembunuhan di Subang, Polisi Evaluasi Bukti dan Periksa 7 Saksi

 

Ilustrasi CCTV. PIXABAY/CCTVSMARTSYSTEMS Ilustrasi CCTV.
Periksa saksi ahli hingga CCTV

Tak hanya itu, penyidik juga telah memeriksa saksi ahli.

Ada 7 ahli yang sudah diperiksa terkait kasus pembunuhan ibu dan anak ini.

Penyidik juga menganalisis informasi dan teknologi di sekitar lokasi kejadian, seperti kamera pengawas atau closed circuit television (CCTV) sepanjang 50 kilometer.

"Analisa terhadap CCTV yang kurang lebih ada 40-50 titik sepanjang 50 km," ucapnya.

Baca juga: 100 Hari Misteri Pembunuhan di Subang, Yosef Dicecar soal Nasi Goreng, Danu Ditanya tentang Puntung Rokok

Upaya terakhir, polisi pun memeriksa saksi potensial untuk mendapatkan sketsa wajah dari terduga pelaku pembunuhan.

"Sketsa wajah ini hasil dari tim Inafis Bareskrim," ucapnya.

Sebelumnya, Kapolda Jabar Irjen Pol Suntana menargetkan kasus ini terungkap di awal tahun.

Pihaknya pun meminta jajarannya dalam hal ini Ditreskrimum Polda Jabar untuk segera mengungkap kasus yang menjadi perhatian publik ini.

Baca juga: Kasus Pembunuhan di Subang, Penyidik Tanyakan Foto Meja Makan Berisi Nasi Goreng dan Asbak ke Yosef


 

Diberitakan, dugaan pembunuhan Tuti (55) dan anaknya Amelia Mustika Ratu (23) di Subang terungkap dari laporan suami korban yang melihat kondisi tak wajar di kediamannya.

Suami melihat ceceran darah lantai rumahnya sampai ke arah mobil.

Ia kemudian menelusuri ceceran tersebut hingga ke mobil dan menemukan anak dan istrinya sudah tak bernyawa di dalam bagasi mobil Alphard.

Kaget dengan kondisi tersebut, ia kemudian melaporkannya ke kepolisian setempat.

Polisi kemudian ke tempat kejadian perkara (TKP) untuk melakukan olah TKP, menyelidiki dugaan pembunuhan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com