BANDUNG, KOMPAS.com - Bio Farma menyatakan siap untuk membuat vaksin Covid-19 terbaru dengan platform teknologi mRNA.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, perusahaannya sudah mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan pengembangan teknologi mRNA.
Seperti pembangunan fasilitas produksi untuk pembuatan mRNA skala pilot dan skala komersial terbatas (gedung 34), dan juga yang terpenting adalah sumber daya manusia.
Baca juga: WHO Perluas Proyek Alih Teknologi Vaksin mRNA ke 5 Negara Lagi Termasuk Indonesia
Sebelumnya, Bio Farma bekerja sama dengan University of Manchester untuk penguasaan seed mRNA, sehingga Bio Farma sudah memiliki dasar teknologi mRNA ini.
Sebagai langkah awal, sesuai dengan program transfer of technology, Bio Farma akan belajar mengenai pembuatan vaksin Covid-19 dengan teknologi mRNA.
“Intinya, kami akan belajar menguasai platform teknologi mRNA ini, untuk jenis vaksin selain Covid-19 (beyond Covid-19), dan untuk persiapan manakala terjadi pandemi," ucap Honesti dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (24/2/2022).
Baca juga: WHO: Indonesia Ditunjuk sebagai Penerima Transfer Teknologi Pembuatan Vaksin mRNA
Menurut Honesti, mRNA merupakan teknologi rapid response, yakni teknologi cepat dalam pengembangan dan produksi vaksin (plug and play).
Selain untuk pembuatan vaksin, teknologi mRNA ini bisa digunakan untuk pembuatan produk terapeutik, seperti obat kanker dan lainnya.
Sebelumnya, Indonesia ditunjuk Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai negara yang akan membangun hub, atau pusat produksi vaksin Covid-19 berbasis messenger RNA (mRNA) di kawasan Asia Tenggara.
Hal itu disampaikan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers mengenai pandemi Covid-19 pada 23 Febuari 2022 di Jenewa.
"Indonesia adalah salah satu negara yang terus menyuarakan pemerataan vaksin, termasuk dengan transfer teknologi, terutama untuk negara-negara berkembang. Isu kesehatan ini merupakan salah satu prioritas dalam Presidensi G20 Indonesia,” ujar Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi dalam keterangan tertulis.
Baca juga: Indonesia Siap Jadi Hub Vaksin mRNA untuk Kawasan Asia Pasifik
Retno mengaku senang karena Indonesia bersama Bio Farma menjadi salah satu negara yang akan menerima transfer teknologi mRNA.
Apalagi, Bio Farma merupakan manufaktur vaksin terbesar di Asia Tenggara.
Setiap tahunnya, kapasitas produksi Bio Farma mencapai 3,2 miliar.
Bio Farma menyediakan 14 jenis vaksin yang sudah diekspor ke lebih dari 150 negara.
"Alih teknologi ini akan berkontribusi dalam memastikan akses setara terhadap obat-obatan, agar kita dapat pulih bersama dan pulih menjadi lebih kuat, recover together, recover stronger," kata Retno.
Baca juga: Hadapi Pandemi Masa Depan, Negara G20 Bakal Bentuk Dana Kesehatan Global
Pusat transfer teknologi mRNA global didirikan pada 2021.
Ini dilakukan untuk mendukung produsen di negara-negara pengetahuan rendah dan menengah untuk memproduksi vaksin mereka sendiri, serta memastikan mereka memiliki semua prosedur operasi dan yang diperlukan untuk memproduksi vaksin mRNA dalam skala dan menurut standar internasional.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.