Pertama kali dibangun, Masjid Agung Cianjur hanya berukuran 20 x 20 meter.
Namun saat ini, luasnya mencapai 2.500 meter persegi yang berdiri di atas lahan seluas 4.000 meter.
“Lahannya merupakan wakaf dari Nyi Raden Siti Bodedar, anak bupati Cianjur Ki Sabirudin,“ kata Ending.
Arsitektur Masjid Agung Cianjur sendiri telah mengalami beberapa perubahan seiring renovasi yang dilakukan.
Bangunan masjid yang didominasi warna putih, hijau, dan keemasan ini terdiri atas dua menara tinggi dan dua pendek, serta kubah berbentuk prisma.
Arsitektur tersebut memadukan gaya Banten, Sunda, Jawa, dan Turki.
Untuk ornamen bagian dalam bernuansa Kujang dan Cirebonan yang berpadu dengan ukiran kaligrafi ukuran besar di setiap sisi.
“Kondisi saat ini merupakan hasil renovasi terakhir di tahun 1997. Renovasi paling spektakuler menurut saya karena melibatkan banyak pakar. Kualitas bahan dan presisi benar-benar diperhitungkan saat itu,” ucap Ending.
Kendati telah mengalami beberapa perubahan, ada ciri khas dari awal masjid ini berdiri hingga sekarang yang tetap dipertahankan, yakni menara.
“Menara yang bagian selatan itu sudah ada sejak masjid ini berdiri, itu cirinya. Dulu menara itu dipakai untuk azan, dan untuk mengumumkan informasi-informasi penting seperti jadwal saum Ramadhan, karena dulu kan belum ada speaker seperti sekarang ini,” ujar Ending.
Pusat Syiar Islam
Berdiri di jantung kota, dekat dengan alun-alun dan pendopo bupati, Masjid Agung Cianjur menjadi pusat kegiatan keagamaan dan syiar Islam.
Nyaris 24 jam, masjid ini tak pernah sepi dari aktivitas keagamaan, terutama pada momen Ramadan seperti saat ini.
Sekretaris Umum Dewan Kemakmuran Masjid Agung Cianjur, Ahmad Suhendar menuturkan, selama bulan suci Ramadhan, Masjid Agung Cianjur padat oleh berbagai kegiatan.
“Di bulan Ramadhan tahun ini juga alhamdulilah kita bisa lagi menyelenggarakan shalat tarawih, (mengaji) 30 juz, setelah dua tahun sempat vakum karena situasi pandemi,” kata Ahmad.
Baca juga: Melihat Masjid Peninggalan Sunan Kalijaga di Yogyakarta, dengan Kubah Mahkota
Ahmad mengaku terus berupaya melakukan penyempurnaan di bidang manajemen pengelolaan masjid.
Salah satu yang dilakukan adalah pemasangan videotron sebagai media informasi umat.
Ke depan, pihaknya berencana membangun fasilitas informasi masjid secara digital.
“Jadi, masyarakat yang ingin mengetahui sejarah Masjid Agung Cianjur ini tinggal memindainya. Itu rencana kami ke depan, semoga terwujud dalam waktu dekat ini,” ujar Ahmad.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.