Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah 3 Tahun Bencana Tanah Bergerak di Kampung Gunungbatu Sukabumi, Penyintas Resah Karena Huntap yang Dijanjikan Belum Terwujud

Kompas.com - 20/04/2022, 20:48 WIB
Budiyanto ,
Reni Susanti

Tim Redaksi

"Di sini (huntara) baik yang kaya maupun yang tidak mampu sama-sama mengalami kecelakaan, sama-sama kehilangan rumah, sama-sama gak punya rumah lagi," sambung dia.

Menurut Tari, warga yang menghuni huntara merupakan para pengungsi terdampak bencana gerakan tanah.

Namun tidak semua warga terdampak memilih tinggal di huntara, ada beberapa penyintas masih mengungsi di rumah kerabat hingga mengontrak rumah.

"Di sini saya dan masyarakat bukan yang mengungsi, tapi diungsikan. Karena diungsikan harusnya dipelihara oleh pemerintah," ujar dia.

Baca juga: Korban Bencana Tanah Bergerak di Nyalindung Sukabumi Mengungsi di Tenda

Terkait huntap, Tari menuturkan lahan untuk pembangunan huntap sudah ada di Cimenteng. Namun hingga saat ini belum ada tanda-tanda pembangunan huntap akan dilaksanakan.

"Yang penting laksanakan dulu lahannya diratakan sama buldozer. Kalau sudah diratakan kan jadi jelas bagi masyarakat  huntap akan dibangun," tuturnya.

"Kalau pembangunan huntapnya tergantung ada uangnya pemerintah. Tapi kalau begini, lahan sudah ada tapi tidak ada kegiatan, kami ini seperti dipermainkan," sambung Tari.

Lahan huntap 

Kepala Desa Kertaangsana, Ence Ruswandi, membenarkan bila warganya terutama para penyintas bencana gerakan tanah Kampung Gunungbatu tengah resah. 

"Perjalanan bencana ini sudah tiga tahun, warga sudah resah sudah sering menanyakan huntap," kata Ence saat ditemui Kompas.com di Kantor Desa Kertaangsana, Selasa.

Saat bencana terjadi, April 2019, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukabumi menjanjikan huntap bagi penyintas bencana. 

Tapi sebelum dipindahkan ke lokasi huntap, para penyintas bencana akan menempati huntara selama dua tahun.

"Namun sampai detik ini apa yang dijanjikan pemerintah belum berwujud," ujar Ence.

Dia mengakui hampir setiap waktu, warga penyintas bencana gerakan tanah selalu mempertanyakan mengenai pembangunan huntap.

Baca juga: Tanah Bergerak di Nyalindung Sukabumi, Jumlah Rumah Rusak Bertambah

Para penyintas bencana ada yang datang ke kantor desa, ada juga mempertanyakan lewat telepon, whatsapp hingga media sosial lain.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com