Ohin hanya bisa berterima kasih pada masyarakat yang sudah mau gotong-royong membangun Tembok Penahan Tanah (TPT) dan rumah terdampak secara swadaya.
"Tapi ini dibenerin malah sama Ormas, bahkan materialnya baru diangkut Minggu kemarin karena jalan terhambat, selama dua bulan lebih kondisi kaya gini terus" tambahnya.
Selain harus menunggu sampai jangka waktu yang tak ditentukan ihwal perbaikan rumahnya. Ohin mengaku tak pernah mendapat bantuan dari pihak pemerintah setempat.
"Saya terus terang saja, saya dapet bantuan dari BLT aja dari pemerintah pusat. Dana desa kaya sembako atau apa gak ada saya mah. Anehnya yang sehat pada dapet beras juga dapet. Saya gak dapet banget," ungkapnya.
"Sempat ada pertanyaan dari Camat mengapa gak dapet bantuan dari Desa atau yang lainnya, saya jawab gak tau, seperti biasa bilang "sebentar lagi ada" dan sabar," tutur dia.
Apalagi saat bulan puasa kemarin, bantuan dari pemerintah tak kunjung datang ke rumahnya.
"Waktu bulan puasa mah sempat gak ada jujur saja saya kebingungan. Saya bulan puasa gini aja keadaanya, gak bisa jalan kemudian rumah rusak belum diperbaiki," tuturnya.
Ditanya terkait, bantuan untuk pengobatannya, Ohin mengaku belum pernah mendapatkan. Selama ini, ia hanya mengandalkan tukang urut saja.
"Berawal dari rematik, dan kedinginan, waktu itu kan di sini sering nyangkul, mikul kan berat, ngumpulin kayu bakar atau apapun. Dulu pernah di urut sering, bahkan sempat bisa jalan, tapi kembali lagi seperti ini, gak bisa jalan lagi," terangnya.
Kendati sudah dari usia 30 tahun mengalami lumpuh, baginya pantang untuk meminta selagi masih mampu.
Meski hanya menggunakan tangannya untuk beraktivitas, demi menutupi kehidupan sehari-hari Ohin berdagang ala kadarnya.
"Sekarang sambil jualan, kopi dan rokok, modalnya kecil kecilan aja. Ini buka dari bantuan apapun, gak pinjem dari siapa pun," ungkap.
Kini Ohin hanya bisa menunggu itikad baik dari pemilik kebijakan. Selain itu, ia juga mesti meredam rasa khawatirnya sendirian di rumah yang luasnya tak seberapa.
"Belum menikah, jadi gak punya anak karena lumpuh ini, jadi saya tinggal sendirian di sini," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.