Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Otak Pembunuhan Bendahara KONI yang Jenazahnya Dimasukkan Dalam Karung Ternyata Oknum TNI

Kompas.com - 11/08/2022, 18:32 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KABUPATEN BOGOR, KOMPAS.com - Kasat Reskrim Polres Bogor AKP Siswo DC Tarigan mengatakan, otak pembunuhan mayat laki-laki dalam karung yang ditemukan di bawah jembatan dekat Curug Arca adalah oknum TNI berinisial AK (33).

Oknum TNI tersebut tega membunuh bendahara KONI Kabupaten Koyang Utara, Kalimantan Barat, berinisial AN (35), di wilayah pelosok Bogor, Desa Sukawangi, Kecamatan Sukamakmur.

AN dibunuh hanya karena persoalan menagih hutang. Pembunuhan keji ini terjadi di dalam mobil pada Jumat (29/7/2022) dini hari.

Setelah dibunuh, mayat korban dibuang ke bawah jembatan dekat Curug Arca tersebut.

Baca juga: Polisi Tangkap 4 Pelaku Pembunuhan Mayat Dalam Karung di Bogor, Berawal dari Tagih Hutang Rp 300 Juta

"Otak pembunuhan ini oknum TNI, makanya kita bekerja sama dengan Satpom (Satuan POM) TNI AU Lanud Atang Sanjaya untuk melakukan penangkapan terhadap satu pelaku AK ini," ungkap Siswo saat konferensi pers di Mapolres Bogor, Cibinong, Kamis (11/8/2022).

Siswo menyebut, saat ini AK sudah ditangani dan ditahan oleh POM TNI AU Lanud Atang Sanjaya. Siswo tidak menyebut pangkat AK di TNI. Yang pasti, kata dia, AK sebagai otak pembunuhan bendara KONI tersebut.

AK dan korban diketahui memiliki hubungan dekat karena berteman atau sama-sama berkecimpung di dunia tinju.

Keduanya sama-sama warga Kalimantan Barat.

"Yang bersangkutan itu sebenernya berdinas di Kalimantan Barat, keberadaannya di sini (Bogor) sedang berstatus peserta didik. Tapi secara organik dinas di Kalimantan Barat. (Untuk pangkatnya) lupa," beber Siswo.

Dari hasil pemeriksaan, AK memberi imbalan kepada tiga pelaku AA (37), D (37), dan RH (25) untuk membunuh korban. Masing-masing diberi imbalan sebesar Rp 2 juta.

Siswo menjelaskan, korban datang ke Bogor untuk bertemu AK, dengan tujuan menagih utang.

"Jadi sejak tanggal 12 Juli itu korban sudah berada di Bogor untuk berupaya menagih hutang. Ternyata bukan hutang yang didapat, nah pada tanggal 30 Juli korban diajak AK untuk ikut dalam usaha pembuatan uang palsu yang berada di atas gunung di wilayah Sukamakmur," ujarnya.

Saat itu, korban dijemput menggunakan mobil yang sudah disiapkan oleh AK, mereka bersama dengan D, RH dan AA selaku sopir.

Namun, AK memberikan syarat agar mata ditutup dan tangan diikat saat menuju ke lokasi. Syarat itu dibuat agar korban tidak dapat menghafal jalan ke lokasi. Karena orang baru, korban akhirnya setuju.

Selanjutnya, D menutup mata korban menggunakan buff dan mengikat tangan korban kebelakang menggunakan kabel ties. Saat sudah dekat dengan TKP, korban kemudian dieksekusi dengan cara leher korban dipiting dari belakang dan dibekap menggunakan jaket hingga lemas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com