Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebakaran Pabrik di Gunung Putri Kembali Membesar Jumat Malam, Tim Damkar Larutkan Deterjen ke Tangki untuk Jinakkan Api

Kompas.com - 20/08/2022, 06:17 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

Di sisi lain, para petugas juga terkendala titik sumber air yang sulit diakses atau bahkan tidak ada sama sekali di lokasi tersebut.

Meski, pihaknya sempat memanfaatkan hydrant air milik pabrik lain untuk memadamkan kobaran api yang menjunjung tinggi sejak mulai pagi hingga sore tadi. Namun, hydrant air yang di pabrik itupun kini sudah habis dan kosong.

Alhasil, petugas mencari setu untuk mendapatkan air setelah itu melarutkannya dengan deterjen ke dalam tangki guna memadamkan nyala api tersebut.

Petugas kemudian menyemprotkan campuran air dan detergen itu ke bangunan pabrik yang terbakar. Penyemprotan terus dilakukan hingga tingkat ketahanan api atau TKA benar-benar mereda.

Menurut Fatur, penyemprotan menggunakan campuran detergen itu lebih efektif dibandingkan air biasa. Sebab, jika hanya memakai air biasa bisa menyebabkan asap hitam menggunung.

"Tadi kita harus ngambil air dulu ke setu yang lumayan jauh karena hydrant yang di pabrik itukan sudah kosong. Nah, air tangki kemudian kita campur pakai deterjen, jadinya langsung ngiket. Dan alhamdulillah sudah TKA," terangnya.

Fatur mengatakan, butuh mitigasi kuat untuk mencegah kejadian kebakaran tidak berulang lagi.

"Jadi sekarang tinggal asap putih, kalau asap hitam kan masih ada apinya, nah ini yang perlu kita antisipasi," imbuhnya.

Baca juga: Kebakaran Pabrik di Gunung Putri Belum Padam, 5 Mobil Damkar Bertahan

Usaha petugas menjinakkan kobaran api itu akhirnya berhasil, namun petugas masih harus melakukan pendinginan di lokasi kebakaran.

Ia menyatakan bahwa kobaran api dapat dijinakkan setelah hampir lima jam pemadaman.

Hingga kini, sebanyak tiga unit mobil pemadam kebakaran berisi 21 personel harus tetap berjaga untuk mengantisipsi segala kemungkinan, meskipun kebakaran sudah berstatus pendinginan.

"Jadi masih ada petugas yang harus stand by di sana karena statusnya juga masih pendinginan ya," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com