Hilman mengatakan tren kasus HIV/AIDS di Cianjur terus meningkat. Namun di sisi lain, anggaran penanganannya terus menurun.
Sejak awal tahun 2022 hingga Juli 2022, ada temuan HIV baru sebanyak 179 orang. Angka tersebut melonjak 2 kali lipat dari tahun sebelumnya.
Dari besarang angka kasus tersebut, mayoritas penderita berasal dari kalangan lelaki seks laki-laki
Untuk tahun 2022, KPA hannya menerima anggaran Rp 75 juta dari pemerintah daerah untuk penanganan.
Baca juga: Takut Distigma Masyarakat, Banyak Penderita HIV/AIDS di Solo Menghilang
Disebutkan, minimnya anggaran yang diterima KPA Cianjur berimbas pada sejumlah program yang terpaksa ditunda, seperti program-program hulu yang sifatnya krusial.
Menurut Hilman, kondisi ini mengindikasikan pemerintah daerah kurang peduli terhadap permasalahan AIDS di Cianjur.
Padahal, keberadaan KPA Cianjur sendiri, ditegaskan Hilman, ditopang dengan Surat Keputusan Bupati dan dikuatkan dengan dua peraturan daerah (perda).
"Kalau sudah ada perda kan artinya pemerintah daerah harus bertanggungjawab dengan mengalokasikan anggaran yang ideal," ujar dia.
Hilman pun membandingkan alokasi anggaran yang diterima KPA kota kabupaten terdekat, seperti Sukabumi dan Bogor yang besarannya Rp 200 juta hingga Rp 900 juta.
Baca juga: Data Kumulatif Sebut Ratusan Mahasiswa di Bandung Idap HIV, Bagaimana Gejala dan Cara Penularan HIV?
Bupati Cianjur Herman Suherman tidak menampik jika anggaran untuk penanganan HIV/AIDS minim.
Hal ini menurutnya dikarenakan kondisi dan keterbatasan anggaran yang ada di kas daerah.
”Memang (minim), kondisinya kemarin kan Covid-19, dan saat ini juga keuangannya sangat minim karena ada (alokasi anggaran) yang sifatnya mandatori-mandatori, belum lagi kita ada kewajiban (menyiapkan anggaran) untuk pemilu mendatang,” terang Herman saat dikonfirmasi Kompas.com di Pendopo, Senin (29/8/2022).
Namun demikian, Herman mengatakan anggaran penanggulangan AIDS di Cianjur tak hanya berpusat di KPA, namun juga diintegrasikan ke instansi-instansi terkait, seperti Dinas Kesehatan, rumah sakit, dan lainnya.
”Semoga saja ke depan bisa naik, ya. Bukan hanya untuk (komisi) Aids saja, tapi untuk yang lainnya juga,” ujar Herman
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Firman Taufiqurrahman | Editor : Reni Susanti, Teuku Muhammad Valdy Arief)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.