Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rawan Bencana, "Kampung Mati" di Majalengka Ternyata Masih Dihuni Warga

Kompas.com - 20/10/2022, 07:27 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Dusun Tarikolot atau yang lebih dikenal dengan 'kampung mati' di Desa Sidamukti, Kecamatan/Kabupaten Majalengka ternyata masih dihuni oleh sejumlah warga.

Padahal "kampung mati" di Majalengka tersebut termasuk lokasi yang rawan bencana pergerakan tanah.

Bencana pergeseran tanah pernah menimpa wilayah tersebut pada tahun 2006 dan 2016 silam.

Sejak saat itu, tercatat sebanyak 253 Kepala Keluarga (KK) di blok tersebut direlokasi ke Blok Buahlega oleh pemerintah setempat pada 2009 sampai 2010.

Baca juga: Tanah Bergerak di Bandung Barat Meluas, Rumah Warga hingga Masjid Terdampak

Namun informasi yang beredar, memasuki musim penghujan saat ini masih ada beberapa warga beraktivitas di lokasi tersebut.

Hal itu membuat pemerintah daerah melalui kecamatan dibantu BPBD dan Polsek Majalengka Kota meninjau langsung kebenaran informasi tersebut pada Rabu (19/10/2022).

Camat Majalengka, Doni Fardiansyah mengatakan, hasil pemantauan ke lapangan, masih ada sekitar 49 warga yang masih beraktivitas di wilayah tersebut.

Mereka kebanyakan beraktivitas dikarenakan mata pencahariannya sebagai petani berada di lokasi tersebut.

"Ya jadi informasi yang saya terima masih ada yang menempati. Namun setelah tadi musyawarah warga sepakat mulai hari ini akan pindah ke tempat relokasi yang telah disediakan," ujar Doni kepada Tribun, Rabu (19/10/2022).

Baca juga: Tanah Bergerak di Pulau Sebatik, 2 Rumah dan 1 Bangunan Sekolah Rusak

Hasil keterangan yang diterima dari musyawarah tersebut, para warga beralasan jika selama ini rumah-rumah tersebut hanya sebatas tempat singgah alias tidak sepenuhnya ditempati.

Selama ini, warga bertani di lokasi tersebut sehingga lebih dekat dengan rumah yang yang mereka tinggalkan dari pada tempat relokasi.

"Cuma ada beberapa alasan, yang pertama memang mereka itu tidak sepenuhnya menempati, tapi memang di sini itu dekat dengan mata pencaharian mereka, jadi kadang mereka nginep di sini, tapi tetap rumah tinggalnya di rumah relokasi itu," ucapnya.

Ia pun berharap, hasil musyawarah tadi betul-betul disepakati oleh warga. Sehingga, tidak ada lagi korban jiwa ketika peristiwa pergerakan tanah kembali terjadi.

"Tempat relokasi sudah ada sejak peristiwa pergerakan tanah itu terjadi, sebanyak 200 rumah disiapkan," ucap dia.

Baca juga: 14 Wilayah di Jakarta Berpotensi Tanah Bergerak, Ahli: Itu Kondisi Wajar, tapi Bisa Jadi Bencana...

Salah satu warga yang masih menempati wilayah tersebut adalahKuswadi (59). Ia mengaku sudah tiga tahun terakhir kembali balik ke lokasi rawan bencana tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com