"Karena, terdapat bukti-bukti buku IPA," tambah diah.
Terkait dugaan mengarah ke tindakan teroris, pihaknya belum memastikan dan sedang melakukan pendalaman.
"Belum ada indikasi ke arah sirih (teroris), tapi akan kami dalami," kata Bayu.
Bayu mengatakan pelaku melakukan aksinya selama empat menit saat membakar aula pendopo Banjar.
"Satu hal yang menjadi petunjuk kita, yakni kita mengambil CCTV di sebelah pendopo. Ada 2 CCTV yang bisa kita ambil, sehingga kita mendapatkan petunjuk," ujarnya.
Petunjuk pertama adalah pakaian yang digunakan yakni sweater hitam bergambar warna putihh dan celana pendek.
Kemudian, yang kedua dari petunjuk CCTV disitu memperlihatkan pada saat pelaku berangkat ke pendopo itu membawa 2 tentengan (botol bahan bakar minyak) dan menggunakan sepatu.
"Tapi 4 menit berselang, pelaku berada di pendopo tidak lebih dari 3 sampai 4 menit saja," ucapnya.
Karena berdasarkan waktu di CCTV, terpantau pukul 03:30 WIB yang bersangkutan melintas menuju ke pendopo kemudian pukul 03:35 WIB pelaku kembali lagi.
"Jadi, tidak lebih dari 5 menit dari lokasi CCTV. Artinya, bahwa pelaku berada di pendopo itu tidak akan lebih dari 4 menit. Begitu cepatnya pelaku melakukan tindakan," kata Bayu.
Kemudian, bukti petunjuk lainnya adalah pada saat pelaku menyelesaikan tindakannya, tertangkap di CCTV bahwa pelaku tidak menggunakan sepatu.
Sehingga, memperjelas bahwa sepatu yang terbakar ini adalah milik pelaku.
"Kemudian, dari CCTV yang ada kita mendapatkan beberapa informasi dari masyarakat yang akhirnya kita melakukan pendalaman," ucap dia.
Baca juga: Anggota Malas Hadiri Rapat, Ketua DPRD Banjar Ancam Cor Beton Pintu Ruang Paripurna
Terkait kasus tersebut, pihak kepolisian melakukan pra rekonstruksi pada Rabu (26/10/2022) malam.
Terungkap jika P telah merencanakan membakat aula pendopo sejak sebelum lebaran. Pra rekonstrukdi dilakukan mulai P menyiapkan bahan bakar dan menyiapkan uang untuk membeli bahan bakar.