Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rekayasa Kematian untuk Hindari Penagih Utang, Bagaimana Statusnya di Mata Hukum?

Kompas.com - 17/11/2022, 15:45 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - US, warga Rancabungur, Bogor, Jawa Barat hidup lagi setelah dinyatakan meninggal dunia oleh pihak keluarga.

Hal itu diketahui setelah mayatnya bergerak dalam peti mati. Para pelayat di rumah duka sontak dibuat kaget.

Polisi pun melakukan pendalaman dan diketahui jika Urip melakukan rekayasa kematian untuk menghindari penagih utang.

Baca juga: Pria di Bogor Hidup Lagi setelah Meninggal, Polisi: Tidak Ada Fakta Mati Suri

Lantas bagaimana status US di mata hukum?

Dikutip dari Kompas.com, Kapolres Bogor AKBP Iman Imanuddin juga mengatakan, jika ditemukan fakta hukum adanya skenario palsu untuk kepentingan tertentu maka pihak yang merekayasa akan ditetapkan sebagai tersangka.

"Pasti, kita lihat fakta hukumnya dan konstruksi pasalnya. Skala prioritas mana yang kami buktikan terlebih dahulu, sejauh mana perbuatan tersebut membuat gaduh masyarakat," kata Iman di Kampus IPB, Rabu (16/11/2022).

Ia menjelaskan saat ini pihaknya sudah memeriksa enam orang saksi terkait rekayasa kematian yang dilakukan US.

Enam saksi yang diperiksa adalah warga sekitar, sopir ambulans dan orang yang memberikan keterangan informasi kematian.

Baca juga: Pria di Bogor yang Hidup Kembali Ternyata Cuma Rekayasa, Skenarionya Terbongkar Usai Sopir Ambulans Diperiksa Polisi

Hingga kini, penyidik masih memberi kesempatan kepada US dan istrinya Y untuk pemulihan terlebih dahulu di RSUD Kota Bogor.

"Ini pelajaran bagi kita semuanya apabila kita menerima informasi dari media sosial, grup WhatsApp dan lainnya, seyogyanya jika kita tidak mengerti dan tidak tau fakta sebenarnya, sebaiknya tidak meneruskan secara serta merta, supaya tidak menimbulkan keresahan ataupun kegaduhan," pungkasnya.

Kebohongan terkuak

Untuk merekayasa kematiannya, US nekat masuk ke dalam peti yang sengaja dibeli untuk memuluskan skenarionya.

Namun hingga kini, jejak peti mati yang dipakai US masih misteri.

Awalnya pihak keluarga menyebut jika US dinyatakan meninggal dunia di Semarang dan jenazahnya dibawa ke rumahnya di Rancabungur menggunakan mobil ambulans.

Belakangan terkuak, jika US bukan berangkat dari Semarang melainkan dari Jakarta.

Kapolres Bogor AKBP Iman Imanuddin mengatakan, pihaknya sudah melakukan pengecekan tidak ada perjalanan kargo membawa jenazah dari Semarang ke Jakarta.

Baca juga: [KLARIFIKASI] Jenazah Hidup Lagi di Bogor Hanya Rekayasa Hindari Penagih Utang

"Kami sudah cek tidak ada penerbangan yang membawa jenazah dari Semarang, engga ada kegiatan di semarang," ujarnya.

Polisi juga menemukan sejumlah kejanggalan terkait kabar mayat hidup lagi di Bogor.

Menurut AKBP Iman Imanuddin, pihak keluarga enggan menujukan surat kematian dari rumah sakit yang menyatakan Urip meninggal dunia.

"Tidak ada (nama rumah sakitnya), kami sudah mintakan juga surat kematiannya tapi yang bersangkutan belum bisa menunjukkan," ungkapnya.

Saat ditelusuri, rupanya Urip menggunakan mobil ambulans dari Jakarta menuju rumahnya di Rancabungur, Kabupaten Bogor.

Baca juga: Polisi Akan Tetapkan Pria di Bogor yang Hidup Kembali sebagai Tersangka Bila Ada Skenario Palsu untuk Kepentingan Tertentu

Saat dilakukan dijemput menggunakan mobil ambulans, US dalam kondisi sehat walafiat.

"US bersama anak dan istrinya dijemput di suatu tempat oleh ambulans di wilayah Jakarta Selatan," ujarnya kepada wartawan, Rabu (16/11/2022).

Kemudian, saat ambulans masuk ke rest area yang berada di Cibubur, US diduga masuk ke dalam peti jenazah yang sudah disediakannya.

Sopir ambulans pun tak menyadari pada saat itu US masuk ke dalam peti jenazah.

"Pada saat akan melanjutkan perjalanan, saudara US sudah tidak ada di lokasi tersebut, dan baru diketahui di dalam peti itu adalah ketika peti diturunkan," katanya.

US yang merupakan tokoh Konghucu itu ternyata bekerjasama dengan istrinya berinisial Y untuk merekayasa kejadian tersebut. Tujuannya, untuk menghindari debt collector alias penagih utang.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Afdhalul Ikhsan | Editor : Reni Susanti), Tribunnews.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com