Menurut Asep, kebijakan pemerintah seperti mengarahkan warga untuk bisa menyepakati "takdir" tersebut.
Warga yang hidup berdampingan dengan banjir Bandung Selatan tersebut, kata dia, dipaksa untuk terus bersiasat menghadapi kenyataan.
"Kita dipaksa untuk sabar. Kurang sabar apalagi, setiap kegiatan sehari-hari kami tetap jalani meskipun harus hidup dengan banjir," tuturnya.
Asep mengungkapkan, menyediakan fasilitas seperti perahu, upaya meninggikan rumah, menyediakan ban-ban bekas merupakan cara warga untuk mengamini keinginan pemerintah.
Baca juga: Kurangi Risiko Banjir, Tangkis Sungai Kali Lo Banyuwangi Ditinggikan
Selain itu, lanjut dia warga juga sudah merelakan melihat anak-anaknya tumbuh dan berkembang di tengah banjir.
"Pergi bersekolah, pergi ngantor, pergi berkegiatan juga harus bersama dengan banjir," terang dia.
Sekalipun, pemerintah sudah membuat folder air di dekat Citeureup dan Cipalasari, namun tetap saja inovasi tersebut tidak memberikan solusi.
Saat ini, banjir di Kampung Bojongasih melanda beberapa RW, seperti RW 3, RW 4 dam RW 5.
"Cuma yang paling parah ya di sini RW 4, soalnya di sini daerahnya cekung seperti mangkok," tutur dia.