Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Asep, Korban PHK yang Sukses Pasarkan Kendang Produksinya ke Eropa

Kompas.com - 15/12/2022, 14:09 WIB
Reni Susanti

Editor

BANDUNG, KOMPAS.com - Menjadi korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) bukan akhir dari segalanya bagi Asep 'Bucrak' Kurnia (47). Bahkan PHK ini membuka jalan baru baginya di dunia bisnis.

Berbekal dari kecintaannya terhadap seni budaya Sunda, warga RW 4 Kelurahan Pasir Impun Kecamatan Mandalajati ini bereksplorasi menjadi perajin kendang.

Bermodalkan alat sederhana, ia menyulap gelondongan-gelondongan kayu menjadi sebuah alat musik pukul yang biasa digunakan untuk mengiringi pagelaran Sunda semisal jaipong, wayang golek, dan pencak silat.

Baca juga: Saat Libur Nataru, Tol Cisumdawu Bisa Digunakan, Bandung-Cirebon 2 Jam

"Berawal dari di-PHK dari pabrik, ditambah bapak seorang seniman terompet Sunda. Awalnya saya juga servis kendang saja, lama-kelamaan saya bikin kendang sendiri," ujar Asep kepada Humas Kota Bandung di bengkel produksi kendangnya, Rabu (14/12/2022).

Diceritakan Asep, usaha pembuatan kendang dimulai 2007. Saat itu, ia melakukan semuanya seorang diri.

Mulai dari mencari kayu, memotong bentuk, membuat pola hingga menentukan jenis kendang apa yang akan dibuat. Semuanya ia rakit dengan penuh ketelitian dan kesabaran.

Kayu yang digunakan berjenis nangka lokal. Kemudian kulitnya dari kulit kerbau.

"Kolaborasi kayu pohon nangka dan kulit kerbau menghasilkan suara jauh lebih bagus," katanya.

Seiring berjalannya waktu, usaha kendangnya kian maju, kini ia dibantu satu pekerjanya. Dalam sebulan, Asep mampu memproduksi 3-4 set kendang.

Baca juga: Kisah Sukses Warga Bandung Dirikan Bisnis Kuliner, dari Hidden Place ke Pusat Keramaian

Setiap set kendang terdiri dari 2 indung (kendang berukuran besar) serta 4 kulanter (kendang berukuran kecil) untuk pencak silat dan untuk jaipong 1 indung serta 2 kulanter.

"Satu set itu selesai dalam waktu 7 sampai 10 hari," katanya.

Karya-karya kendangnya banyak diminati kalangan musisi gamelan Sunda, rombongan pemusik wayang golek, dan para pelestari tradisi di Jawa Barat.

Kendang buatannya juga sudah banyak terjual ke berbagai daerah di Indonesia. Bahkan kendang buatannya sudah merambah pasar Eropa yakni Belanda dan Perancis.

"Kita sudah sampai ke Belanda dan Perancis untuk penjualannya. Ada yang pesan untuk dibawa kesana," katanya.

Setiap set gendang dijual mulai dari harga Rp 3 juta hingga Rp 5 juta. Bahkan kendangnya sempat terjual Rp 20 juta per set.

"Itu ada pesanan buat ke luar negeri, tembus Rp 20 juta per set," ujarnya.

Kini ia mulai merambah penjualan melalui platform media sosial melalui akun Instagram @bucrak_production_ dan Facebook pengrajin kendang.

Ia berharap semakin banyak perajin kendang yang berkembang dan generasi muda banyak yang gemar terhadap kesenian daerah. Ini sebagai upaya meningkatkan kecintaan terhadap budaya Sunda.

"Saya berharap generasi muda banyak yang suka kesenian daerah demi kemajuan budaya Sunda," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com