Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kembali ke Sekolah Pascagempa, Siswa Cianjur Belajar di Tenda Darurat

Kompas.com - 09/01/2023, 14:59 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Reni Susanti

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com – Sejumlah sekolah di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menggelar kegiatan belajar mengajar (KBM) awal semester genap tahun ini dengan kondisi darurat.

Para siswa terpaksa belajar di tenda-tenda darurat karena bangunan sekolah mereka rusak diguncang gempa bumi beberapa waktu lalu.

Pantauan Kompas.com di SD Negeri Sukatani Cibeber, Cianjur, ratusan murid terpaksa belajar di tenda, dan sebagian di koridor kelas.

Baca juga: Korban Gempa Cianjur Tewas Saat Bersihkan Puing Rumah, Sempat Terseret ke Selokan

Satu tenda peleton didirikan di halaman sekolah dan tenda ukuran sedang dipancang di area parkiran.

Kepala SDN Sukatani Nurhayati mengatakan, tenda bantuan kementerian pendidikan dan BNPB diperuntukkan bagi pembelajaran murid kelas 1, 2, dan 6.

“Namun, nanti bergiliran dengan kelas lain, agar semuanya dapat kesempatan belajar di dalam kelas,” kata Nurhayati kepada Kompas.com, Senin (9/1/2023).

Baca juga: 1.000 Rumah Terdampak Gempa Cianjur yang Akan Direlokasi Berada di Wilayah Ini

Disebutkan, situasi ini dikarenakan 6 ruang kelas rusak, dengan kondisi dinding miring dan retak, serta atap jebol sehingga tidak bisa dipakai untuk aktivitas belajar.

Tak hanya lokal kelas, kerusakan juga terjadi pada ruang guru, perpustakaan, dan musala.

“Kami tentu tak ingin membahayakan keselamatan siswa dan guru jika memaksakan KBM di dalam kelas. Kita harus pastikan mereka berada di lingkungan yang aman dan tetap terlindungi,” ujar dia.

Nurhayati mengemukakan, aktivitas belajar dengan kondisi seperti ini diprediksi sampai bangunan sekolah diperbaiki, dan situasi dirasa aman, atau tidak ada lagi gempa-gempa susulan.

“Perihal kondisi bangunan dampak gempa ini sudah kami laporkan, dan telah diasesmen. Namun, soal masuk kategori rusak apa, kami masih menunggu hasilnya,” kata Nurhayati.

Lebih lanjut dikatakan Nurhayati, dalam situasi darurat seperti saat ini, proses pembelajaran disesuaikan termasuk materi yang disampaikan.

Salah satunya sajian materi mitigasi bencana dan kegiatan pendampingan psikososial bagi peserta didik.

“Dengan harapan dapat menumbuhkan semangat belajar siswa, dan bisa mengurangi kecemasan-kecemasan mereka sebagai penyintas bencana," ujar Nurhayati.

Terpisah, Kepala Bidang Sekolah Dasar Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur Arifin mengatakan, hari pertama semester genap awal tahun ini, ratusan sekolah menggelar kegiatan belajar di tenda darurat.

“Untuk sekolah rusak berat, KBM dilaksanakan di sekolah darurat yang didirikan tak jauh dari lokasi sekolah. Untuk yang (rusak) sedang dan ringan, memanfaatkan ruang kelas yang masih layak, dan sebagian di tenda-tenda di lingkungan sekolah,” ujar Arifin saat dihubungi Kompas.com, Senin.

Arifin menyebutkan, proses pembangunan sekolah kategori rusak berat tengah dikerjakan pihak Kementerian PUPR.

“Ditargetkan 3 bulan ke depan sekolah-sekolah yang terdampak gempa ini sudah selesai diperbaiki semua,” ucap dia.

Menurut Arifin, melihat dampak kerusakan pada infrastruktur sekolah yang ada, dibutuhkan anggaran yang sangat besar untuk perbaikan.

“Bisa mencapai triliunan rupiah, apalagi pembangunan sekolah yang rusak berat nantinya memakai konstruksi bangunan tahan gempa,” ujar dia.

Selain itu, kekuatan gempa dengan magnitudo 5,6 itu tak hanya merusak fisik bangunan sekolah, namun juga menghancurkan sarana dan prasarana, seperti komputer, mebel, fasilitas perpustakaan, dan aset sekolah lainnya.

"Jumlah sekolah yang terdampak gempa ini, baik itu rusak berat, sedang, dan ringan, tercatat ada 701 bangunan sekolah," imbuhnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Kakek Pedagang Cimin yang Sebabkan Keracunan Massal di Bandung Barat Dipulangkan Polisi

Kakek Pedagang Cimin yang Sebabkan Keracunan Massal di Bandung Barat Dipulangkan Polisi

Bandung
Kakek T Penjual Cimin di KBB Diperiksa Polisi Usai Puluhan Siswa SD Diduga Keracunan, Baru Sehari Jualan

Kakek T Penjual Cimin di KBB Diperiksa Polisi Usai Puluhan Siswa SD Diduga Keracunan, Baru Sehari Jualan

Bandung
Kemarau Panjang, Sumber Air di Kabupaten Bandung dan Cimahi Turun hingga 60 Persen

Kemarau Panjang, Sumber Air di Kabupaten Bandung dan Cimahi Turun hingga 60 Persen

Bandung
Kepastian Hukum Kasus Bayi Tertukar di Bogor akan Diungkap lewat 'Scientific Crime Investigation'

Kepastian Hukum Kasus Bayi Tertukar di Bogor akan Diungkap lewat "Scientific Crime Investigation"

Bandung
Diduga Keracunan Cimin, Puluhan Murid SD di Bandung Barat Alami Muntah hingga Diare

Diduga Keracunan Cimin, Puluhan Murid SD di Bandung Barat Alami Muntah hingga Diare

Bandung
Siswa di KBB yang Meninggal Diduga Keracunan Cimin Tenyata Penderita Thalassemia

Siswa di KBB yang Meninggal Diduga Keracunan Cimin Tenyata Penderita Thalassemia

Bandung
Masa Transisi Tanggap Darurat Bencana, TPA Sarimukti Dipadatkan

Masa Transisi Tanggap Darurat Bencana, TPA Sarimukti Dipadatkan

Bandung
Cerita Guru di KBB yang Puluhan Muridnya Diduga Keracunan Cimin, Banyak Anak yang Izin Sakit

Cerita Guru di KBB yang Puluhan Muridnya Diduga Keracunan Cimin, Banyak Anak yang Izin Sakit

Bandung
Harga Beras Naik, Pedagang di Pasar Soreang Keluhkan Sepi Pembeli

Harga Beras Naik, Pedagang di Pasar Soreang Keluhkan Sepi Pembeli

Bandung
Mahasiswa Demo di Depan Gedung Sate, Protes Parahnya Penanganan Sampah

Mahasiswa Demo di Depan Gedung Sate, Protes Parahnya Penanganan Sampah

Bandung
Cimin Dagangannya Diduga Jadi Penyebab Keracunan Massal, Kakek T Ternyata Baru Sehari Berjualan

Cimin Dagangannya Diduga Jadi Penyebab Keracunan Massal, Kakek T Ternyata Baru Sehari Berjualan

Bandung
Bayi Tertukar di Bogor Dikembalikan, Kedua Ibu Berencana Ganti Nama Anaknya

Bayi Tertukar di Bogor Dikembalikan, Kedua Ibu Berencana Ganti Nama Anaknya

Bandung
Kapolrestabes Bandung Minta Aplikasi Walla Diblokir, Banyak Disalahgunakan

Kapolrestabes Bandung Minta Aplikasi Walla Diblokir, Banyak Disalahgunakan

Bandung
Cerita Keluarga Bagaimana Cimin Diracik Sebelum Keracunan Massal di Bandung Barat

Cerita Keluarga Bagaimana Cimin Diracik Sebelum Keracunan Massal di Bandung Barat

Bandung
DPW PSI Jabar Bakal Sanksi Pengurus DPD Cirebon yang Dukung Ganjar

DPW PSI Jabar Bakal Sanksi Pengurus DPD Cirebon yang Dukung Ganjar

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com