KOMPAS.com - Selain Wowon, pembunuhan berantai yang menewaskan sembilan orang juga melibatkan pelaku lain yang bernama Solihin.
Tiga korban tewas diracun di Bekasi dan empat korban lainnya dikubur di Cianjur.
Menurut keterangan Dedi, Ketua RW di Kampung Babakan Mande, Desa Gunungsari, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur, Solihin seharii-hari berjualan cincau.
Sementara itu, Wowon sempat dikenal sebagai penjual buah-buahan di Cibeber, Cianjur.
“Sepengetahuan saya, Solihin itu jualan es cincau di Bekasi. Kalau Wowon dulunya pernah jualan buah di daerah Cibeber, Cianjur,” ujar Dedi.
Namun, belakangan terungkap pekerjaan lain yang menjadi latar belakang pembunuhan berantai tersebut.
Ternyata selama ini Solihin alias Duloh bersama Wowon kerap melakukan penipuan. Modus yang mereka lakukan adalan mengaku memiliki keahlian supranatural untuk menggandakan harta.
"Mereka melakukan serangkaian pembunuhan atau biasa disebut serial killer dengan motif janji-janji yang dikemas supranatural untuk membuat orang menjadi sukses atau kaya," ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (19/1/2023).
"Sebenarnya ending-nya adalah bagaimana mengambil uang pada korban yang terkena tipu daya," lanjut dia.
Aksi para tersangka yang melakukan penipuan tersebut pun telah dilakukan sejak lama. Polisi menduga beberapa korban dibunuh para pelaku pada 2020.
Baca juga: Pembunuhan Berantai, Wowon Kubur Istri dan Anak Tiri di Rumah Kontarakan di Cianjur Lalu Dikeramik
Hal ini diungkapkan oleh tetangganya bernama Yuyun Mulyani (62). Menurut Yuyun, Wowon sering mengikuti acara keagamaan di sekitar rumahnya.
Tidak hanya itu, Wowon laki-laki berusia sekitar 60 tahun tersebut pun dikenal telaten dan rajin. Dia juga memperbaiki rumahnya sendiri.
"Kalau di sini sering dipanggil Mang Wowon. Sehari-harinya dia biasa saja, tidak ada mencurigakan. Kesibukan keseharianya dia bekerja di tempat penggilingan beras," kata Yuyun, tetangga Wowon di Kampung Babakan Mande RT 02 RW 05.
Selain itu, Wowon hampir setiap pagi mengantarkan anak pertamanya pergi ke sekolah. Setelah itu dia diam di rumah lalu menyiram tanaman di depan rumahnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.