Hadiah itu, lanjut dia, bukan sekedar apresiasi biasa, ada misi tersembunyi untuk memotivasi warga agar terus mengumpulkan sampah serta menjaga lingkungan.
Hasilnya, banyak warga yang sengaja mencari sampah secara berkeliling hanya untuk memenuhi tabungannya di Bank Sampah ASRI.
Terbukti dengan komitmen warga yang juga ikut membersihkan sampah pada pagi di sekitaran Pasar Leuwi Panjang.
"Jadi sekaligus memotivasi, jangan sampai ada warga yang berhenti nimbang. Kemudian, kita cari RT mana yang paling banyak nasabahnya, jadi nanti kita apresiasi, makanya nasabah itu berlomba-lomba mencari sampah, jadi bukan sampah rumah saja, ada sampai nasabah yang keliling cari sampahnya, beres pasar jam 10.00 WIB setelah itu warga sini langsung berlomba-lomba nyari sampah ke pasar," kata Rismayasari, ditemui Rabu (25/1/2023).
Baca juga: Penjahit Ini Bidan Puluhan Bank Sampah di Gunungkidul
Kendati masih membutuhkan tempat yang cukup luas untuk mengoperasikan Bank Sampah ASRI, antusiasme masih terus terlihat dari waktu ke waktu.
Bahkan, tidak ada satu pun warga yang mengeluhkan kondisi gedung RW yang sempit.
Dalam satu bulan, sampah dari warga diambil sebanyak dua kali atau satu minggu dua kali.
Hal tu merupakan kesepakatan yang sudah dibangun oleh pihak pengelola dan Kemurahan.
Bank Sampah ASRI nantinya akan bermuara ke Bank Sampah Bersinar (BSB) yang menjadi bank sampah induk.
BSB merupakan salah satu pemenang challenge Plastic Waste to Value Competition dari Indonesia yang diselenggarakan oleh The Incubation Network.
"Kalau sistem pengumpulan itu dua minggu sekali, karena itu kesepakatan kita waktu launching di kelurahan, karena kalau ngambil satu minggu sekali nasabah belum terkumpul semua sampahnya, apalagi kalau satu bulan sekali sebesar apa jadinya, jadi waktu itu saran saya, saya minta ke Pak Lurahnya dua minggu sekali aja," kata dia
Nama ASRI merupakan singkatan dari Ayo Semua Rajin Investasi Sampah (ASRI) nama tersebut, kata Rismayasari, dipilih agar memotivasi warga untuk tidak berhenti menabung sampah.
Baca juga: Satpol PP Kota Yogyakarta Tangkap 4 Orang Pembuang Sampah Sembarangan, Diberi Sanksi Penyitaan KTP
Awalnya, warga di Gang Parasdi RW 07 tidak begitu peduli dengan keberadaan sampah di lingkungannya.
Risma mengatakan, perlu perjuangan sendiri untuk membuat warga di lingkungannya bisa berbondong-bondong bisa mengumpulkan sampah.
Para pengelola termasuk dia, mesti bekerja ekstra agar warga tidak kendor untuk mengumpulkan sampah.
"Jadi gini kita sosialisasi kepada masyarakat itu kita buat group di WA, kita gak pernah lelah buat terus mancing agar masyarakat enggak ada kata lelahnya untuk terus ngumpulin," ungkapnya.
Ia menuturkan, cukup mudah melihat semangat warga dalam mengumpulkan sampah. Risma kerap mengunjungi Tempat Pembuangan Umum (TPU) untuk mengetahui kondisi di TPU.
Baca juga: Mengenal Sistem Bisnis Waste4Change lewat Proses Daur Ulang Sampah
Jika, di TPU sudah terjadi penumpukan, maka kondisi tersebut menandakan bahwa warga sedang kendor semangatnya.
"Soalnya terlihat juga dari penurunan jumlah sampahnya, kalau di TPU sudah tinggi itu artinya nasabah lagi kendor," tutur dia.
Tak hanya itu, wilayah terminal Leuwi Panjang yang kerap dilanda banjir kala hujan datang, kerap dijadikan alasan agar masyarakat terus bersemangat.
"Kita di group langsung share memberikan informasi TPU yang sudah penuh dan menyebabkan banjir, karena di dekat Lw Panjang itu kalau hujan kan sering banjir, jadi kita kasih tahu terus dampaknya, agar mereka sadar," ujar dia.