Gerakan itu direspons baik oleh wara Kelurahan Situsaeur.
Ia menambahkan, warga tidak harus membawa sampah yang memiliki nilai jual saja, sampah plastik jenis apapun akan ditampung oleh Bank Sampah yang ada di kelurahan Situsaeur.
"Tidak hanya yang bernilai jual tapi setiap sampah plastik wajib di bawa. Kalau ada yang menolak atau beralasan sulit untuk menemukan sampah di rumah, kita suruh mereka membawa sampah di sekitar kelurahan dan membawanya," jelas dia.
Pada Maret 2021, Deni melaunching sembilan unit bank sampah di Kelurahan Situsaeur.
Masing-masing RW diwajibkan membangun Bank Sampah, termasuk di Kantor Kelurahan Situsaeur.
"Ada satu Bank Sampah yang ada di kelurahan dan 8 unit di RW, sejak launching Maret 2021 hingga sekarang, Bank Sampah Unit RW terus dijalankan," kata dia.
Baca juga: Bank Sampah di Kulon Progo ini Suplai Plastik Kresek untuk Bikin Aspal
Deni mengungkapkan awal mula membangun Bank Sampah di Kelurahan Situsaeur.
Niat membangun Bank Sampah di Situsaeur, lantaran kebutuhan masyarakat untuk menciptakan kawasan bebas sampah di setiap RW.
"Awal terbentuknya Bank Sampah ini berasal dari ide kita untuk membentuk kawasan bebas sampah di tiap RW, nah sehubungan hal itu akhirnya kita lanjut ke pembentukan Bank Sampah atas kolaborasi semua pihak dan semua sektor yaitu RW, LPM, PKK dan Karang Taruna, akhirnya terbentuk sembilan unit bank sampah di Kelurahan Situsaeur," ungkapnya.
Kendati sebelum di bangunnya Bank Sampah Kelurahan Situsaeur sudah memiliki Tim Kebersihan yang karib disebut Tim Gober.
Namun, kondisi sampah di Kelurahan Situsaeur masih belum bisa dikatakan baik.
Terlebih, kata dia, beberapa titik di Kelurahan Situsaeur terutama dekat Terminal Leuwi Panjang kerap terkendala banjir mana kala hujan datang.
"Kebetulan kita ada tim Gober sendiri atau tim kebersihan, itu kita sering dilanda banjir juga tiap ada hujan pasti banjir dan memang pengelolaan sampah juga masih jelek lah, dengan adanya Bank Sampah kita berpartisipasi terhadap pengelolaan sampah di Kota Bandung," ujarnya.
Baca juga: Penjahit Ini Bidan Puluhan Bank Sampah di Gunungkidul
Meski hanya berskala kecil, kini Kelurahan Situsaeur sudah berkontribusi terhadap pengurangan produksi sampah di Kota Bandung.
Bahkan, lanjut dia, ada salah satu Bank Sampah di RW 07 yang bernama Bank Sampah ASRI yang berhasil mengelola sampah hingga 1 ton.
Ia menyebut, warga di RW 07 sudah terbangun kesadarannya terkait sampah. Sistem marketing yang digunakan oleh tim pengelolan Bank Sampah ASRI pun sudah sangat optimal.
"Sekalipun skalanya gak cukup besar tapi berkontribusi juga. Jadi awalnya kita hanya menunjuk satu RW saja. Alhamdulilah setelah itu banyak warga yang jadi nasabah bank sampah, itu juga tergantung dari pengurus bank sampah mempromosikannya, ada bank sampah di RW 07 namanya Bank Sampah Asri, itu karena pengurusnya baik dan marketingnya baik, akhirnya banyak warga yang menjadi nasabah," tutur dia.