Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar Sejarah hingga Proses Pembuatan Tahu di Kampung Wisata Babakan Ciparay Bandung

Kompas.com, 7 Februari 2023, 19:16 WIB
Reni Susanti

Editor

BANDUNG, KOMPAS.com - Ada hal baru yang unik di Bandung. Wisatawan bisa belajar segala sesuatu tentang tahu di Kampung Wisata Babakan Ciparay, Kota Bandung atau biasa disebut Kampung Wisata Tahu. 

Ya, bagi masyarakat Indonesia, khususnya Bandung, tahu adalah jenis makanan yang bisa ditemui dengan mudah.

Sumber protein nabati ini banyak dipilih karena rasanya yang lezat dengan harga yang ramah di kantong. Tak heran jika tahu menjadi makanan andalan orang Indonesia.

Baca juga: Mengintip Babah Kuya, Toko Jamu Legendaris di Bandung, Berdiri Sejak 1838

Meski masyarakat Indonesia sudah terbiasa melihat tahu, namun pengetahuan mengenai sejarah tahu tidak semua orang tahu. Begitu pun dengan bagaimana cara membuat tahu.

Bagi yang ingin mengetahui hal tersebut, wisatawan bisa mengunjungi Kampung Wisata Babakan Ciparay Bandung yang terletak di RW 5 Kelurahan Babakan, Kecamatan Babakan Ciparay.

Baca juga: Mengenal Lomba Peti Sabun, Ajang Balap Populer di Bandung Tahun 1950-1980an

Camat Babakan Ciparay, Suparjo mengatakan, para perajin tahu telah diberikan pelatihan mulai dari kebersihan, produksi, hingga menerima tamu.

"Sekarang sudah dirintis dan ada pelatihan bagaimana membina karyawan pabrik tahu soal kebersihan dan pengolahan tahu," ujarnya dalam rilis yang diterima Kompas.com, Selasa (7/2/2023).

"Pengunjung melihat pengolahan dan sejarah tahu. Kita munculkan tahu sebagai tujuan wisata baru, karena lokasinya tidak jauh dari Tol Pasirkoja," tambah Suparjo.

Penginapan

Selain pelatihan, Kampung Wisata Tahu juga menyiapkan penginapan bagi para pengunjung.

"Kita mempersiapkan homestay untuk mereka yang mau tinggal. Kita sudah siapkan detail. Termasuk pelatihan untuk menerima tamu, agar merasa nyaman," ujarnya.

Selain membuat tahu, juga ada yang membuat olahan dari bahan tahu. Ada tahu goreng, tahu krispi, stik tahu dan jajanan dari bahan tahu.

"Kita juga menyiapkan jongko untuk memamerkan berbagai produk dari tahu mulai dari keripik, tahu goreng, dan lainnya," ungkapnya.

Di Kampung Wisata Tahu tersebut terdapat lebih dari 200 perajin tahu. Sebagian besar profesi ini merupakan warisan turun-temurun keluarganya yang telah menjadi pembuat tahu .

Namun ada juga warga yang mulai merintis usaha menjadi pembuat tahu.

Suparjo mengatakan, bagi masyarakat yang ingin berwisata bisa menghubungi kelurahan dan RW setempat.

"Ayo warga silahkan datang ke kampung wisata tahu, sebagai tempat wisata baru di Kota Bandung," ucap dia.

Sejarah Tahu

Lantas bagaimana sejarah tahu? Tahu ternyata bukan makanan dari Indonesia, melainkan dari Tiongkok.

Dari sejumlah literatur, tahu kedelai pertama kali ditemukan di China Utara sekitar 164 Sebelum Masehi, oleh Lord Liu An seorang pangeran Dinasti Han.

Cerita rakyat Tiongkok sering mengaitkan penemuan-penemuan penting dengan tokoh sejarah yang terkenal.

Di Asia, Tahu kedelai diketahui menjadi makanan yang umum dikonsumsi di China pada abad ke-2 Sebelum Masehi.

Meski produksi tahu kedelai zaman dulu tidak identik dengan yang ada sekarang, standardisasi teknik pembuatan tahu sudah dilakukan.

Di Tiongkok, secara tradisional tahu kedelai dijadikan persembahan ketika mengunjungi kuburan kerabat yang meninggal.

Menurut tradisi, tahu kedelai adalah satu-satunya makanan yang cukup lunak bagi roh yang sudah lama kehilangan dagu dan rahangnya.

Sebelum ada mesin pendingin, tahu kedelai sering dijual hanya selama musim dingin. Karena jika tidak ditempatkan pada kondisi dingin, tahu kedelai yang tersisa akan rusak dan tidak bisa dimakan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Tak Bisa Turun dari Atap dan Terjebak Berjam-jam, Kakek di Bogor Dievakuasi Damkar Pakai Tandu ke Rumah Sakit
Bandung
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau