Ia menjual harga kaos band impor dengan harga yang variatif, mulai dari Rp 100.00 hingga Rp 700.000.
Berbeda dengan jaket atau celana, para pelanggan kaos band berani mengeluarkan harga mahal lantaran melihat dari edisi dibuat, dikeluarkan, hingga lisensi yang merilis kaos band tersebut.
"Ya kalau keuntungan, sama saya juga kadang dapat besar. Karena kan kaos band itu berbeda, ada sisi history yang dicari," jelasnya.
Baik Wawan atau Yunus, mendapatkan barang dari distributor. Mereka membeli pakaian atau jaket tidak secara satuan, melainkan langsung satu karung atau lebih dikenal per-bal.
Selain itu, selama membeli pakaian dan jaket, karung yang diterima mereka tidak semua berisi kaos atau jaket. Terkadang ada juga barang yang lain seperti celana, topi, atau yang lainnya.
"Enggak ada satuan, kita beli per-bal, kalau harga ya kadang satu bal itu dapet Rp 1,2 juta atau Rp 2 juta isinya ya enggak semua sesuai harapan," kata dia.
Meski ada rencana untuk dilakukan penindakan oleh pemerintah pusat. Pihaknya meminta agar pemerintah kembali mempertimbangkan atas keputusannya.
"Tolong dilihat dulu, didengarkan juga keluh kesah warga atau kita para pedagang kondisinya seperti apa sekarang," tutur dia.
Jika memang ia dan yang lainnya harus beralih ke produk lokal, Yunus mengatakan tak terlalu memikirkannya.
"Kalau harus pindah barang ya bisa saja, tapi tetap harus bicara dulu, kami juga harus tahu pasarnya, produk lokal itu kaya gimana kualitasnya. Kalau ternyata antusiasnya lebih besar dan barang lebih bagus kenapa tidak," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.