CIREBON, KOMPAS.com– Seorang mahasiswi Internasional of Afrika di Sudan, asal Kabupaten Cirebon Jawa Barat, nyaris menjadi korban perang Sudan. Dia hidup di tempat pengungsian yang berjarak dekat dengan kawasan konflik.
Desing peluru serta dentuman ledakan rudal terjadi tiap saat. Hingga, dia bersama mahasiswi lainnya mencapai titik pasrah dan ikhlas bila harus meninggal dunia akibat terkena dampak perang yang berkecamuk.
Kesaksian itu diungkapkan Atika Maula (23) warga Desa Sindang Mekar, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, saat ditemui Kompas.com di rumahnya, Kamis (4/5/2023). Mahasiswi semester akhir Internasional of Afrika Sudan ini juga menunjukan beberapa foto dan video kondisi selama di pengungsian.
Baca juga: Cerita Nisak, Mahasiswi Asal Lamongan tentang Mencekamnya Sudan akibat Perang Saudara
Atika bercerita, peperangan berkecamuk di hari Sabtu 15 Mei 2023 saat dirinya bersama mahasiswi lainnya di sekitar kampus. Mereka yang awalnya menganggap seperti demonstrasi sebelum-sebelumnya, tiba-riba sangat kaget.
Pasalnya, suara desing tembakan terus terjadi. Dia juga sempat melihat pesawat yang membawa semacam rudal bertebangan dan mengeluarkan peluru ke mana-mana.
Kondisi yang semula tenang, berubah menjadi sangat mencekam dan menakutkan. Terlebih, Atika berada di sekitar titik perang berkecamuk.
“Kita langsung diungsikan, diminta pindah ke semacam aula kedap suara milik kampus. Mampu menampung 400 orang. Jadi, tidak hanya mahasiswi saja, tapi juga warga sipil yang sangat terancam juga diungsikan bersama,” ungkap Atika.
Kondisi pengungsian kian mencekam terjadi saat pasukan paramiliter Rappid Support Forces (RSF), berusaha menggeledah tempat pengungsian.
Baca juga: Cerita Abdullah, Mahasiswa NTB Korban Perang Sudan, Asramanya Hancur Terkena Bom
Seketika, petugas meminta seluruh pengungsi bersembunyi di bawah meja dan kursi, dan tanpa suara sedikitpun. Petugas juga langsung mengunci pintu utama ruang pengungsian.
Atika merasa sangat takut, begitupun beberapa mahasiswi lainnya. Ada di antara mereka yang berulang kali menangis memikirkan nasib dirinya, yang berada dan terjebak di tengah konflik. Hal yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya.