Polisi pun minta masyarakat berhati-hati dan tak mudah seenaknya main hakim sendiri apabila ada kejadian yang merugikan masyarakat.
"Kami sudah mendatangi lokasi dan menanyakan kejadian sebenarnya seperti apa. Adapun hal itu terjadi karena adanya informasi mulut ke mulut warga ke warga dan menjadi sebuah isu adanya tuyul tersebut," tambah dia.
Iwan pun sudah meminta ketua RT dan karang taruna setempat untuk menurunkan spandik tuyul tersebut.
Baca juga: Geng Gemtas dan Tuyul Saling Lempar Batu di Manggarai, Polisi Tembakkan Gas Air Mata
Jika ada kejadian yang merugikan masyarakat seperti kehilangan uang dan sebagainya, polisi akan menindaklanjutinya dengan penyelidikan lebih lanjut.
"Kami bersama TNI dan pemerintah daerah setempat akan terus memonitor kondisi warga di kampung ini. Kami berharap kepada semua warga di kampung itu supaya tak mudah terprovokasi," ujar dia.
Sementara itu, Ketua MUI Kota Tasikmalaya Kiai Aminudin menyatakan, agar manusia tak menjadi korban ulah jin dalam hal ini tuyul pencuri uang dan menyarankan agar memperkuat akidah dan memperbanyak ibadah, serta harus sering bersedekah.
"Kuncinya yang pertama perkuat akidah, perbanyak ibadah, harus sering bersedekah. Itu (kehilangan uang oleh tuyul) akan hilang, kuncinya itu," ujar Aminudin.
Menurutnya, keberadaan sosok gaib yang tak terlihat dengan kasat mata memang harus dipercaya bahwa mereka ada.
Baca juga: Polisi Tangkap Pelaku yang Meregistrasi Ribuan Kartu Perdana untuk Gojek Tuyul
Namun, masyarakat terutama umat muslim jangan sampai terjebak dengan mahkluk ghaib tersebut.
"Nah, ketika itu terjadi dan itu tidak terlihat oleh kasat mata, ya kita jangan masuk dan terjebak ke dalam wilayah itu. Tapi kita langsung memohon perlindungan kepada pencipta semua makhluk (Allah)," katanya.
Kemudian, aksi pencurian uang melalui makhluk ghaib hanya akan terjadi kepada orang yang masih melakukan ibadah dan maksiatnya seimbang.
Sehingga dirinya mengimbau masyarakat agar lebih meningkatkan khusyu dalam beribadah.
"Bukan fenomena baru ya, itu memang ada. Cuma, hanya akan berani kepada orang-orang yang memang masih antara ibadah dan maksiatnya masih seimbang, kekhusyu’annya dipertanyakan," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.