CIANJUR, KOMPAS.com- Jaksa Penuntut Umum (JPU) pada Kejaksaan Negeri (Kejari) Cianjur menuntut Sugeng Guruh Gautama Legiman (41) selama empat tahun penjara.
Sugeng dinilai terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melanggar Pasal 310 (4) dan Pasal 312 Undang-undang nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Umum sebagaimana dakwaan pertama jaksa.
"Menjatuhkan pidana selama empat tahun dikurangi masa tahanan yang telah dijalani terdakwa," kata jaksa saat membacakan surat tuntutan di Pengadilan Negeri Cianjur, Jawa Barat, Kamis (8/6/2023) petang.
Baca juga: Sidang Tabrak Lari Mahasiswi Cianjur Ricuh, Kuasa Hukum Desak Kompol D Dihadirkan
Dalam perkara ini, jaksa menilai terdakwa secara sah dan meyakinkan telah terbukti melakukan tidak pidana karena kelalaiannya mengakibatkan kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia.
Sugeng merupakan terdakwa kasus dugaan tabrak lari di ruas jalan raya Bandung, Karangtengah, Cianjur.
Peristiwa itu menewaskan seorang mahasiswi pengendara sepeda motor bernama Selvi Amelia Nuraini (19).
Sebelumnya, keluarga Sugeng, sopir Audi A6 yang menjadi tersangka tabrak lari Selvi Amalia Nuraini meminta bantuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membebaskan adiknya.
Kakak Sugeng, Wulan Andriyani (48) mengatakan, adiknya dijadikan kambing hitam dan dikorbankan. Menurutnya, Sugeng tidak bersalah dalam kasus tabrak lari Selvi.
"Saya minta keadilan kepada semua pihak, termasuk kepada presiden saya, Pak Joko Widodo. Tolong keluarkan adik saya dari tahanan karena dia tidak bersalah," ujar Wulan kepada wartawan di Jalan Raya Bandung, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur, Selasa (7/2/2023).
Baca juga: Keluarga Korban Tak Yakin Sugeng Pelaku Tabrak Lari Mahasiswi Cianjur
Dia memastikan adiknya tersebut bukan pelaku tabrak lari yang membuat Selvi Amelia Nuraeni (19) mahasiswi Universitas Suryakencana (Unsur) meninggal dunia.
"Saya punya bukti-bukti percakapan antara Nurhayati alias Nur pemilik sedan Audi bersama suaminya. Dalam percakapan itu adik saya disuruh mengakui sebagai penabrak, nanti segala kebutuhan keluarganya ditanggung," ucapnya dikutip dari Tribun Jabar.
Di sisi lain, dia mengaku sudah membesuk adiknya di ruang tahanan Mapolres Cianjur.
Wulan melihat adiknya seperti dalam keadaan tertekan karena dipaksa untuk mengakui perbuatan yang tidak pernah dilakukannya.
"Dia disuruh mengaku sebagai penabrak, tapi dia tetap tidak mau karena memang tidak merasa menabrak. Saya hanya minta pelaku sebenarnya mengaku, jangan jadikan adik saya kambing hitam," katanya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.