"Anak saya akhirnya ditemukan tenggelam di sungai Cileuleuy dalam kondisi meninggal dunia. Lalu dari lokasi langsung dibawa ke sini (rumah) dengan motor," jelas Imam.
Ia mengatakan saat ditemukan, MA masih mengenakan seragam sekolah dan topi.
"Tas, sepatu masih ada di sekolah sampai sekarang belum diambil," tandasnya.
Baca juga: Masa Pengenalan Sekolah di Sukabumi Makan Korban, Seorang Siswa Tewas Tenggelam
Atas kejadian yang menimpa anaknya, Imam mempertanyakan pengawasan pihak sekolah saat kegiatan MPLS berlangsung.
"Saya mempertanyakan ke pihak sekolah kenapa bisa sampai terjadi begini. Saat ditanya apakah tidak ada pendamping, bilangnya ada. Kalau ada kenapa nasib anak saya begitu," urainya.
Pihak keluarga pun meminta pihak kepolisian mengusut kasus ini hingga tuntas.
"Kami intinya meminta keadilan untuk anak saya. Nyawa gak bisa dibeli," tegasnya.
Setelah kejadian tersebut, pihak sekolah sempat mendatangi rumah duka di Kampung Selaawi, Desa Cibunarjaya.
Kedatangan pihak sekolah untuk mengucapkan bela sungkawa dan permohonnan maaf.
"Jadi pihak sekolah datang meminta maaf dan mengakui ada kelalaian," kata Wawan Kuswandi, keluarga korban, Selasa (25/7/2023).
Bahkan kata Wawan, Kepala SMPN 1 Ciambar yang datang secara langsung ke rumah korban. Saat meminta maaf, Kepala SMPN 1 Ciambar juga menangis.
Baca juga: 1 Anggota Geng Motor yang Tewaskan Tukang Sayur di Sukabumi Ditangkap, 1 Orang Buron
"Jadi kepala sekolahnya langsung yang datang. Nangis-nangis meminta maaf," jelasnya.
Pihak keluarga pun mengaku telah memaafkan, namun tetap menyerahkan proses hukum ke Polres Sukabumi.
"Kami sudah maafkan, tapi prosedur hukum tetap kita jalankan sesuai instruksi penyidik," tandasnya.
Guna menyelidiki penyebab pasti kematian korban, polisi membongkar makam MA pada Selasa (25/7/2023).